buletinjubi.com – Puncak, Papua Tengah — Kabar meninggalnya Yomison alias Biasa Murib, narapidana kabur yang terlibat serangkaian aksi kekerasan di Kabupaten Puncak, akhirnya terkonfirmasi melalui berbagai sumber. Informasi menyebutkan bahwa Yomison tewas bukan karena sakit, melainkan akibat konflik internal di antara rekan sekelompoknya sendiri.
Rekam Jejak Kriminal
Yomison sebelumnya dikenal sebagai pelaku sejumlah tindak pidana berat, termasuk penembakan warga sipil, pembakaran helikopter, hingga serangan terhadap aparat keamanan. Setelah kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire pada Mei 2025, ia kembali bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata dan masuk Daftar Pencarian Orang.
Bukti Rapuhnya Kekerasan
Pemerintah menilai meninggalnya Yomison sebagai bukti nyata bahwa mekanisme kekerasan dalam kelompok bersenjata sangat rentan memakan anggotanya sendiri, terutama ketika terjadi perebutan pengaruh dan perbedaan kepentingan internal. Kekerasan tidak pernah menjadi solusi, justru menimbulkan kehancuran bagi pelaku maupun masyarakat.
Imbauan Aparat Keamanan
Aparat keamanan mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh narasi manipulatif yang mencoba mengaburkan fakta kriminal Yomison. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan masyarakat dan terus mendorong penyelesaian konflik melalui jalur damai serta penegakan hukum yang profesional.
Papua Menolak Kekerasan
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa jalan kekerasan hanya membawa penderitaan. Papua membutuhkan kedamaian, pembangunan, dan persatuan untuk menatap masa depan yang lebih baik.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak kekerasan. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.










