Yahukimo Berdarah di Hari Natal: TPNPB-OPM Akui Aniaya Dua Warga Sipil Tak Berdosa

buletinjubi.com – Yahukimo, Papua Pegunungan — Yahukimo kembali mencekam. Kelompok bersenjata TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo secara terbuka mengakui bertanggung jawab atas dua aksi kekerasan mematikan yang terjadi di Kota Dekai pada 25 dan 26 Desember 2025. Pengakuan itu disampaikan melalui video pernyataan komandan batalyon mereka, yang menyebut serangan sebagai bagian dari operasi bersenjata.

Korban Sipil Tak Berdosa

Aparat keamanan memastikan dua korban yang tewas adalah warga sipil pendatang tak bersenjata.

  • Korban pertama, Ramli S (51), ditemukan meninggal dengan luka bacok serius di Jalan Sosial Matoa.
  • Korban kedua, Ardi (45), diserang di sebuah bengkel dan mengalami luka parah akibat senjata tajam.

Kedua korban tidak memiliki keterlibatan dalam konflik bersenjata, sehingga aksi ini dinilai sebagai bentuk teror brutal yang menargetkan masyarakat sipil tak berdosa.

Kekerasan di Hari Suci

Aksi kekerasan yang terjadi di tengah perayaan Natal memicu kecaman luas. Peristiwa ini mencederai nilai kemanusiaan dan menodai makna damai hari raya. Natal yang seharusnya menjadi momentum sukacita dan persaudaraan justru berubah menjadi duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Yahukimo.

Komitmen Aparat: Keadilan dan Perlindungan

Aparat keamanan menegaskan akan memburu pelaku, memperketat pengamanan, dan memastikan keadilan bagi korban serta rasa aman bagi masyarakat Yahukimo. Langkah-langkah pengamanan dilakukan secara terukur, dengan fokus pada perlindungan warga sipil dan pemulihan rasa aman di wilayah yang terdampak.

Seruan untuk Masyarakat

Masyarakat diimbau tetap tenang, tidak terprovokasi oleh narasi sepihak, dan mendukung aparat dalam menjaga keamanan. Solidaritas warga menjadi kunci untuk menolak teror dan memperkuat komitmen damai di Papua.

Harapan Papua: Damai, Bukan Darah

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekerasan hanya menimbulkan penderitaan, sementara kedamaian membawa harapan nyata. Papua membutuhkan persatuan, stabilitas, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.

Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak teror. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.