Warga Turun ke Jalan Tolak Kehadiran OPM di Kabupaten Mapia Raya

buletinjubi.com-Masyarakat Kabupaten Mapia Raya tumpah ruah ke jalan dalam aksi damai menolak keberadaan dan aktivitas kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Aksi ini merupakan bentuk penolakan terbuka dari warga terhadap provokasi, kekerasan, dan teror yang selama ini dilakukan oleh OPM dan simpatisannya di wilayah tersebut.

Massa aksi yang terdiri dari tokoh adat, tokoh agama, pemuda, ibu-ibu, pelajar, dan aparat kampung membawa spanduk serta poster bertuliskan penolakan terhadap OPM, seperti “Papua Cinta Damai, Bukan Kekerasan”, “OPM Bukan Wakil Kami”, dan “Mapia Raya Aman Tanpa OPM”. Aksi yang berlangsung tertib ini dimulai dari halaman kantor distrik hingga berakhir di halaman kantor bupati Dogiyai, dengan pengawalan aparat keamanan dari Polres Dogiyai dan Kodim setempat.

Ketua Korlap, Fredi Pigai, dalam orasinya menyampaikan bahwa kehadiran OPM di wilayah Mapia Raya hanya membawa ketakutan dan keterbelakangan. “Kami sudah cukup menderita dengan berbagai aksi kekerasan yang mereka lakukan. Mereka datang bukan membawa solusi, tetapi membawa senjata dan perpecahan. Kami tolak OPM karena kami cinta damai,” ujarnya disambut tepuk tangan massa, Sabtu (5/7/2025).

Aksi ini juga merupakan reaksi atas beberapa insiden gangguan keamanan yang diduga dilakukan oleh simpatisan OPM dalam beberapa bulan terakhir, termasuk pembakaran fasilitas umum, intimidasi terhadap guru dan tenaga kesehatan, serta penyebaran hoaks yang meresahkan masyarakat.

Tokoh agama dari Gereja Kingmi di Mapia, Pendeta Yulius Dogopia, menegaskan bahwa kekerasan bukan jalan untuk memperjuangkan hak. “Ajaran iman kami mengedepankan kasih, bukan kebencian. OPM telah menjauhkan banyak warga dari ajaran damai. Mereka menodai nilai-nilai luhur orang Papua,” tegasnya.

Sementara itu, Ernesto Ferdinand, menyampaikan bahwa warga kampung kini hidup dalam rasa was-was akibat adanya ancaman dari kelompok separatis tersebut. Ia meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk lebih serius menjaga wilayah Mapia Raya dari infiltrasi kelompok bersenjata. “Kami minta jaminan bahwa anak-anak kami bisa sekolah tanpa takut, petani bisa berkebun tanpa khawatir ditembak, dan warga bisa beribadah tanpa diintimidasi,” ungkapnya.

Aksi turun ke jalan ini menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat Papua, khususnya di Kabupaten Mapia Raya, semakin sadar dan berani menyuarakan penolakannya terhadap OPM yang selama ini hanya menebar teror dan menghambat kemajuan daerah. Warga kini bersatu demi Papua yang damai, sejahtera, dan bebas dari kekerasan.

Berita Lainnya