Warga Ninugagas dan Keniwa Bangkit, Bongkar Janji Kosong KNPB

Daerah52 views

buletinjubi.com-Gelombang kekecewaan muncul dari masyarakat Distrik Ninugagas dan Keniwa, Kabupaten Mamberamo Tengah, terhadap Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Warga mendatangi markas KNPB wilayah setempat untuk menagih janji-janji yang selama ini tidak pernah terealisasi.

Kedatangan masyarakat ini dipicu rasa jenuh atas ulah KNPB yang kerap meminta uang dengan iming-iming bahwa dana tersebut akan digunakan untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua. Namun, hingga kini, janji yang disampaikan tak pernah terbukti, sementara beban masyarakat semakin berat akibat ulah kelompok tersebut.

Ketua KNPB Wilayah Mamberamo Tengah, Rapis Polona, disebut-sebut menghindar saat masyarakat datang menemuinya. Meski demikian, ia tidak dapat membantah bahwa kelompoknya memang kerap meminta sumbangan dana dari warga. Hal ini semakin memperkuat keyakinan masyarakat bahwa perjuangan yang diklaim KNPB tidak lebih dari janji kosong yang hanya merugikan rakyat kecil.

Tokoh masyarakat Ninugagas, Yonas Wanimbo, menegaskan bahwa warga sudah muak dengan praktik semacam ini. “Mereka datang meminta uang, katanya untuk perjuangan. Tetapi apa hasilnya? Tidak ada. Rakyat hanya jadi korban tipu daya. Kami sudah sadar, KNPB bukan solusi untuk Papua, justru jadi masalah baru,” tegasnya, Senin (22/9/2025).

Senada dengan itu, tokoh pemuda Keniwa, Markus Pekei, menilai bahwa tindakan KNPB hanyalah bentuk pemerasan berkedok perjuangan. “Generasi muda mulai menyadari bahwa KNPB hanya pandai berbicara, tetapi tidak pernah memberikan bukti nyata. Yang ada, masyarakat semakin menderita karena harus memberikan uang, padahal ekonomi di kampung sangat sulit,” katanya.

Kekecewaan masyarakat semakin diperparah dengan kenyataan bahwa aktivitas KNPB sering memicu keresahan, mulai dari aksi provokasi, demonstrasi tanpa izin, hingga memblokade jalan. Semua itu berdampak buruk bagi kehidupan sehari-hari masyarakat di Ninugagas dan Keniwa.

Kini, masyarakat semakin berani bersuara lantang menolak kehadiran KNPB di wilayah mereka. Harapan warga jelas, mereka ingin hidup damai, membangun kampung, dan menikmati hasil pembangunan tanpa harus terbebani oleh janji-janji palsu.