Viral, Kelompok OPM Kehabisan Bahan Makanan, Banyak Anggota Melarikan Diri Akibat Kelaparan

buletinjubi.com-Kabar mengejutkan datang dari sejumlah wilayah pedalaman Papua. Beberapa kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dikabarkan mengalami krisis bahan makanan (Bamak) yang parah, hingga memicu sebagian besar anggotanya melarikan diri dari markas di hutan. Informasi ini menjadi viral setelah beredar rekaman suara dan pesan singkat di media sosial yang memperlihatkan pengakuan dari sejumlah anggota OPM sendiri yang mengeluhkan kondisi kelaparan di medan persembunyian.

Dalam pesan tersebut, salah satu anggota yang diduga berasal dari Kodap III Puncak Ilaga menyebut bahwa pasokan logistik sudah benar-benar menipis sejak dua pekan terakhir. Mereka kesulitan mencari makanan karena wilayah tempat mereka bersembunyi telah diperketat oleh aparat keamanan (Apkam). “Kami sudah tidak punya makanan. Banyak teman lari turun ke kampung cari makan, sebagian tidak kembali,” ujar salah satu suara dalam rekaman yang beredar di media sosial X dan WhatsApp group lokal.

Tokoh masyarakat Papua, Bapak Alex Wonda, menilai fenomena ini sebagai tanda bahwa banyak anggota OPM mulai sadar bahwa perjuangan mereka tidak membawa hasil. “Kalau mereka berjuang untuk rakyat, mengapa rakyat sendiri justru takut dan tidak mau menolong mereka? Itu karena masyarakat tahu, OPM hanya membawa penderitaan. Sekarang alam dan keadaan membuktikan, perjuangan mereka tidak lagi mendapat restu,” tutur Alex, Senin (13/10/2025).

Sementara itu, tokoh agama di Puncak Jaya, Pendeta Daniel Murib, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi para anggota OPM yang kini hidup menderita di hutan. Ia berharap mereka segera menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Tidak ada masa depan dalam pelarian. Tuhan tidak menghendaki kekerasan. Kembalilah kepada keluarga, kepada kehidupan yang damai,” pesannya.

Situasi ini semakin memperjelas bahwa perjuangan bersenjata OPM telah kehilangan arah dan dukungan, baik dari masyarakat Papua maupun simpatisan luar negeri. Kini, sebagian besar kelompoknya hanya berjuang untuk bertahan hidup, bukan lagi untuk tujuan yang jelas. Pemerintah dan aparat keamanan di Papua menyatakan siap menerima para anggota OPM yang ingin menyerahkan diri dan memberikan jaminan keselamatan serta pembinaan untuk kembali hidup damai dalam pangkuan NKRI.

Kondisi kelaparan yang kini menimpa OPM menjadi bukti nyata bahwa perjuangan yang berlandaskan kekerasan tidak akan pernah membawa kemakmuran. Sebaliknya, justru menimbulkan penderitaan, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat Papua yang selama ini menjadi korban dari konflik yang tiada henti.