Tokoh Masyarakat Pertanyakan Fungsi Keberadaan OPM di Tanah Papua

Opini38 views

buletinjubi.com-Keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menuai sorotan tajam dari para tokoh masyarakat di tanah Papua. Mereka menilai bahwa aksi-aksi yang dilakukan kelompok tersebut justru semakin merugikan masyarakat lokal, alih-alih membawa perubahan positif seperti yang sering diklaim.

Tokoh adat, tokoh agama, hingga perwakilan pemuda menegaskan bahwa selama ini OPM lebih banyak menebarkan ketakutan dibandingkan memberikan solusi bagi kesejahteraan masyarakat. Perilaku mereka yang identik dengan penyerangan, pemalakan, hingga pembunuhan, dinilai tidak lagi sejalan dengan semangat damai dan pembangunan yang tengah digalakkan di Papua.

Ketua Dewan Adat di salah satu wilayah pegunungan, Yonas Wenda, menyatakan bahwa masyarakat sudah jenuh dengan tindakan OPM yang kerap meresahkan. “Kalau memang mereka mengaku berjuang untuk rakyat Papua, lalu di mana hasilnya? Yang ada hanya membuat trauma, anak-anak takut sekolah, dan mama-mama takut berjualan di pasar. Ini bukan perjuangan, ini hanya membuat rakyat makin susah,” tegasnya, Kamis (11/9/2025).

Senada dengan itu, tokoh agama dari Kabupaten Jayawijaya, Pdt. Markus Tabuni, juga mengkritisi keras aksi-aksi kekerasan yang dilakukan OPM. Menurutnya, tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan, apalagi sampai mengorbankan warga sipil. “Saya melihat OPM hanya membawa kebencian dan darah. Rakyat butuh damai, rakyat butuh pembangunan. Papua akan maju kalau kita bersatu, bukan dengan cara angkat senjata,” ujarnya.

Sementara itu, tokoh pemuda Papua, Emanuel Kogoya, menilai OPM telah kehilangan arah dan tidak memiliki strategi jelas. Baginya, perjuangan sejati adalah membuka jalan bagi pendidikan dan kesempatan kerja bagi generasi muda Papua, bukan menutupnya dengan ancaman dan intimidasi. “Fungsi mereka apa? Anak-anak takut sekolah, guru tidak mau datang, pembangunan terhambat. Itu jelas bukan bentuk perjuangan, itu tanda OPM hanya mementingkan kelompoknya sendiri,” kata Emanuel.

Melihat realita tersebut, semakin banyak tokoh masyarakat yang mempertanyakan esensi keberadaan OPM di tanah Papua. Mereka berpendapat bahwa kelompok tersebut sudah tidak lagi memiliki fungsi perjuangan yang jelas, dan sebaliknya menjadi ancaman bagi kedamaian serta kedaulatan bangsa.