Tokoh Masyarakat Papua Siap Bantu Pemerintah Bujuk Kelompok OPM Kembali ke Pangkuan NKRI

Daerah96 views

buletinjubi.com-Dalam upaya membangun Papua yang damai dan sejahtera, peran tokoh masyarakat menjadi semakin strategis, terutama dalam merangkul kelompok separatis bersenjata yang masih berada di hutan dan wilayah konflik. Sejumlah tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda di Papua menyatakan kesiapan mereka untuk membantu pemerintah dalam membujuk anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) agar menghentikan aksi kekerasan dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pernyataan tersebut disampaikan dalam berbagai forum dialog yang digelar bersama aparat keamanan, pemerintah daerah, serta lembaga-lembaga kemasyarakatan. Para tokoh menilai bahwa pendekatan kekeluargaan, budaya, dan agama bisa menjadi jembatan untuk membuka ruang dialog dengan anggota OPM yang selama ini menjauhi pemerintah karena luka sejarah dan persoalan sosial yang belum selesai.

Salah satu tokoh adat dari wilayah Lapago, Yulianus Wenda, menyampaikan bahwa pendekatan kekerasan bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Papua. Ia mengajak seluruh elemen untuk mengedepankan cara-cara damai dan persuasif yang berbasis pada kearifan lokal dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Kami ini saudara. Tidak ada anak Papua yang ingin terus hidup dalam penderitaan dan ketakutan. Kalau ada jalan pulang bagi mereka yang masih berada di gunung atau hutan, maka kami sebagai tokoh masyarakat bersedia membuka komunikasi dan menjadi jembatan antara mereka dan pemerintah,” ujarnya dalam sebuah pertemuan adat di Kabupaten Puncak, Sabtu (26/42025).

Yulianus menambahkan bahwa beberapa mantan anggota OPM sebelumnya berhasil diyakinkan untuk kembali ke NKRI bukan karena tekanan, tetapi karena pendekatan yang penuh rasa hormat, pengakuan terhadap hak-hak mereka sebagai manusia, dan jaminan keselamatan dari aparat keamanan.

Tokoh agama juga tidak tinggal diam. Pendeta Simon Mote, perwakilan gereja di wilayah Pegunungan Tengah, menegaskan bahwa peran gereja adalah menjadi penyejuk dan pembawa damai. Ia menyatakan siap menjadi perantara untuk membuka pintu hati para anggota OPM agar kembali kepada jalan damai.

“Kekerasan tidak akan membawa kemerdekaan batin. Kami dari lembaga keagamaan berkomitmen untuk mengajak semua umat kembali pada kehidupan damai dan saling mengasihi. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan kalau hati kita terbuka,” ujar Pendeta Simon.

Sementara itu, organisasi pemuda seperti KNPI Papua juga menyatakan dukungan terhadap langkah-langkah persuasif yang dilakukan oleh para tokoh masyarakat. Ketua KNPI Kabupaten Intan Jaya, Frengky Murib, menilai bahwa generasi muda Papua memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kedamaian di tanah kelahiran mereka.

“Papua bukan milik kekerasan. Papua milik kita semua yang ingin membangun masa depan yang lebih baik. Kalau masih ada saudara kita di OPM, mari kita ajak dengan hati. Jangan kita tinggalkan mereka dalam kebencian dan dendam,” katanya.

Salah satu mantan anggota OPM yang telah kembali ke NKRI, menceritakan pengalamannya saat masih berada di kelompok bersenjata. Ia mengakui bahwa semangat perjuangan yang dulu dipegangnya perlahan memudar ketika melihat penderitaan rakyat Papua yang terus berlanjut.

“Di sana saya melihat tidak ada masa depan. Hanya pelarian, ketakutan, dan rasa kehilangan. Saya akhirnya menyerahkan diri karena sadar bahwa yang saya perjuangkan tidak sebanding dengan penderitaan yang saya sebabkan untuk orang lain,” tuturnya.

Dengan semakin banyaknya tokoh masyarakat yang mengambil peran aktif dalam upaya perdamaian, harapan untuk Papua yang damai dan maju semakin terbuka. Pendekatan yang inklusif, berbasis budaya, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan diyakini mampu menjadi jalan keluar dari konflik yang telah lama menyelimuti tanag Papua.