buletinjubi.comSejumlah tokoh adat dan masyarakat di berbagai wilayah Papua menyatakan dukungannya terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah. Program tersebut dinilai sebagai langkah konkret untuk meningkatkan kualitas hidup generasi muda, khususnya dalam pemenuhan gizi dan penanggulangan stunting.
Di Kabupaten Waropen, Kaleb Woisiri, tokoh masyarakat wilayah Wonti, menilai MBG sebagai peluang strategis untuk mempercepat kemajuan daerah. Ia menggarisbawahi pentingnya peningkatan sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan jangka panjang.
“Program MBG diharapkan mampu membuka akses gizi yang merata bagi anak-anak Waropen. Ini bukan sekadar soal makan, tapi investasi masa depan Papua,” ujar Kaleb Woisiri.
Dukungan serupa juga disampaikan dari Kabupaten Keerom. Ismail Ulof, Kepala Suku Elseng di Distrik Skanto, mendorong agar program MBG segera diimplementasikan di wilayahnya, Selasa (6/5/2025).
Ia menekankan pentingnya kesinambungan program agar dampaknya bisa dirasakan secara luas oleh masyarakat adat.
“Generasi Papua harus tumbuh kuat dan sehat. MBG menjadi langkah nyata agar anak-anak kami tidak tertinggal dalam hal gizi dan pendidikan,” tegas Ismail Ulof.
Sementara itu, Matias Manggu, Ondoafi Kampung Senggi, menegaskan kesiapan masyarakat adat untuk mendukung implementasi MBG di daerahnya.
“Kami siap ikut mengawal agar program ini berjalan baik dan tepat sasaran. Keberhasilan MBG akan sangat berarti bagi masa depan anak-anak di Senggi,” tambah Matias Manggu.
Dari Kabupaten Sarmi, Billy Kreuw, Kepala Suku Manirem, menyampaikan apresiasi terhadap program tersebut. Menurutnya, MBG akan memberi kontribusi penting dalam mendukung pertumbuhan dan pendidikan anak-anak di daerah terpencil.
“Program ini sangat bermanfaat dan harus dilanjutkan. Ini salah satu bentuk perhatian negara yang patut didukung,” tutur Billy Kreuw.
Anggota DPRK Sarmi sekaligus Kepala Suku Sobey, Adolf Wersementawar, juga melihat potensi besar dari program MBG. Ia menyebut kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan.
“Program seperti MBG harus terus diperkuat agar bisa menjangkau seluruh anak Papua. Ini bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia,” pungkas Adolf Wersementawar.
Dukungan datang pula dari Kepulauan Yapen. Alex Sangganefa, Sekretaris Umum Dewan Adat Yapen, menilai bahwa seluruh elemen masyarakat perlu menjaga keberlanjutan
program ini.
“Program MBG jangan sampai terhambat. Semua pihak harus ambil bagian agar manfaatnya bisa dirasakan luas,” kata Alex Sangganefa.
Di Kota Jayapura, George Arnold Awi, Ondoafi Nafri dan Ketua LMA Port Numbay, menyoroti peran program MBG dalam membantu anak-anak Papua tumbuh sehat dan siap bersaing di masa depan.
“MBG dapat membantu meringankan beban orang tua dan menjadi solusi atas persoalan gizi anak. Program ini layak mendapat dukungan penuh,” tutup George Arnold Awi.
Dukungan dari para tokoh adat menunjukkan bahwa masyarakat Papua melihat program MBG sebagai langkah positif untuk menjawab tantangan pembangunan, khususnya dalam peningkatan kualitas generasi muda Papua ke depan.