buletinjubi.com – Sinak, Papua Pegunungan — Harapan baru bagi perdamaian Papua kembali menyala. Tujuh anggota TPNPB-OPM Kodap XXVII/Sinak secara resmi mengikrarkan diri kembali ke pangkuan NKRI pada Sabtu (20/12/2025). Langkah ini menjadi pesan kuat bahwa jalan kekerasan bukanlah solusi, melainkan penghambat masa depan masyarakat Papua.
Ikrar Damai: Bukti Kesadaran dan Rekonsiliasi
Keputusan tujuh anggota OPM untuk menyerahkan diri dan kembali ke NKRI menjadi simbol pintu rekonsiliasi yang terbuka. Mereka menegaskan bahwa kekerasan hanya membawa penderitaan, sementara perdamaian membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik. Perwakilan eks OPM, Wakola Tabuni, menyampaikan bahwa keputusan tersebut diambil atas kesadaran penuh: “Kekerasan hanya membawa penderitaan.”
Pendekatan Humanis TNI
Dansatgas Yonif 142/Ksatria Jaya, Letkol Inf Dicky Sakti Maulana, menegaskan bahwa ikrar tersebut merupakan hasil pendekatan soft power yang humanis. TNI hadir bukan hanya dengan kekuatan senjata, tetapi juga dengan pendekatan persuasif yang mengedepankan dialog dan perlindungan warga. “Kami berharap ini menjadi contoh nyata agar yang masih bertahan di kelompok bersenjata segera kembali dan bersama membangun Papua yang damai,” ujarnya.
Pesan Kuat untuk Anggota OPM Lainnya
Ikrar ini menjadi seruan terbuka bagi anggota OPM lainnya untuk meninggalkan senjata dan memilih jalan damai. Fakta bahwa tujuh anggota berani mengambil langkah ini menunjukkan bahwa kesadaran semakin tumbuh di kalangan internal OPM. Mereka menyadari bahwa perjuangan bersenjata hanya menimbulkan penderitaan bagi rakyat Papua sendiri.
Kehadiran Negara: Lindungi dan Bangun Papua
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk melindungi masyarakat Papua, termasuk mereka yang kembali dari kelompok bersenjata. Kehadiran negara diarahkan untuk memastikan keamanan, membuka akses pendidikan, memperkuat layanan kesehatan, dan menghadirkan pembangunan yang inklusif. Papua tidak boleh terus-menerus menjadi korban konflik, melainkan harus menjadi wilayah yang damai dan maju.
Harapan Baru bagi Papua
Masyarakat Papua menyambut baik langkah ini sebagai harapan baru bagi perdamaian. Mereka berharap semakin banyak anggota OPM yang mengikuti jejak serupa, sehingga Papua dapat fokus pada pembangunan, kesejahteraan, dan masa depan generasi muda.
Papua Pilih Damai, Bukan Kekerasan
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekerasan hanya menimbulkan penderitaan, sementara perdamaian membawa harapan nyata.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak kekerasan. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.





