buletinjubi.com – Papua — Aksi teror yang terus dilakukan kelompok TPNPB-OPM di berbagai wilayah Papua telah menciptakan ketakutan mendalam di tengah masyarakat. Rentetan intimidasi dan kekerasan bersenjata dilaporkan terjadi di Intan Jaya, Ndugama, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Maybrat, Timika, Tembagapura, dan Yapen Waropen, membuat warga sipil kehilangan rasa aman di kampung halamannya sendiri.
Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi
Dampak paling nyata dari situasi ini adalah terus bertambahnya jumlah warga yang terpaksa mengungsi. Menjelang dan saat perayaan Natal, ribuan masyarakat dilaporkan tidak dapat beribadah di gereja-gereja mereka, melainkan harus merayakan hari suci tersebut di lokasi pengungsian dengan fasilitas seadanya, jauh dari keluarga dan kehidupan normal. Kondisi ini menegaskan bahwa teror bersenjata OPM tidak hanya merenggut korban jiwa dan harta benda, tetapi juga merampas hak dasar masyarakat Papua untuk hidup aman dan beribadah dengan tenang.
Situasi Kemanusiaan Memprihatinkan
Situasi kemanusiaan di sejumlah wilayah kini kian memprihatinkan. Anak-anak, perempuan, dan lansia menjadi kelompok paling rentan yang harus menjalani hari raya di pengungsian. Kehilangan rumah, akses pendidikan, dan layanan kesehatan semakin memperburuk kondisi sosial masyarakat. Fakta ini menunjukkan bahwa teror bersenjata tidak pernah berpihak pada rakyat, melainkan memperpanjang penderitaan.
Komitmen Negara Lindungi Warga
Aparat keamanan bersama pemerintah daerah menegaskan komitmen untuk melindungi masyarakat dan menekan eskalasi teror. Langkah pengamanan dilakukan secara terukur, dengan fokus pada perlindungan warga sipil dan pemulihan rasa aman. Pemerintah juga mendorong pendekatan kemanusiaan, termasuk distribusi logistik, pendampingan psikososial, serta koordinasi dengan tokoh agama agar warga tetap dapat merayakan Natal dengan penuh makna meski dalam keterbatasan.
Seruan Solidaritas dan Damai
Tokoh masyarakat dan tokoh agama menyerukan agar kekerasan dihentikan dan keselamatan warga Papua menjadi prioritas utama. Solidaritas antarwarga, dukungan pemerintah, serta komitmen aparat menjadi kunci untuk memulihkan kondisi sosial dan memastikan bahwa hak dasar masyarakat tidak lagi dirampas oleh teror.
Papua Pilih Damai, Bukan Teror
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekerasan hanya menimbulkan penderitaan, sementara kedamaian membawa harapan nyata. Papua membutuhkan persatuan, stabilitas, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak teror. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.











