Buletinjubi.com – Tangis pecah di tengah lebatnya hutan Papua. Sebanyak 222 warga asli Papua, terdiri dari 123 laki-laki, 85 perempuan, 10 bayi, dan 4 ibu hamil, terpaksa mengungsi ke dalam hutan setelah kelompok bersenjata OPM mengusir mereka dari kampung. Dalam kepanikan, mereka meninggalkan rumah dan ladang, menyelamatkan diri hanya dengan pakaian di badan.
Selama berhari-hari, warga bertahan hidup dengan meminum air hujan dan memakan umbi-umbian hutan. Tangisan bayi bersahut di antara pepohonan, sementara para ibu berjuang menenangkan anak-anak yang ketakutan. Suasana mencekam menyelimuti hutan, di mana harapan seolah nyaris padam.
Namun, di tengah gelapnya situasi, pasukan TNI hadir sebagai penyelamat. Dengan menyusuri medan terjal dan menembus kabut tebal, prajurit menemukan rombongan warga dan segera melakukan evakuasi. Satu per satu mereka diangkat ke tempat aman, diberi makanan, selimut, dan pertolongan medis.
“Negara tidak akan membiarkan rakyatnya menderita di tanah sendiri,” tegas salah satu perwira TNI di lokasi evakuasi.
Sore itu, di bawah langit Papua yang muram, bendera Merah Putih kembali berkibar di tengah warga yang telah diselamatkan. Sebuah simbol harapan bahwa di balik penderitaan, masih ada pelukan hangat dari Ibu Pertiwi. Kehadiran TNI bukan hanya membawa perlindungan, tetapi juga mengembalikan martabat dan rasa aman bagi rakyat Papua.
