Suara Masyarakat dari Kampung Soanggama: Kami Selalu Mendapatkan Ancaman hingga Perlakuan Kejam dari Kelompok OPM

Daerah, Hukrim3 views

buletinjubi.com-Tangis dan ketakutan masih menyelimuti masyarakat di Kampung Soanggama, Kabupaten Intan Jaya. Warga di kampung yang terletak di wilayah pegunungan ini mengaku hidup dalam tekanan dan ancaman dari kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam kesaksian yang disampaikan sejumlah warga, mereka menyebut bahwa OPM sering datang ke kampung dengan membawa senjata, menebar ketakutan, memaksa warga memberikan makanan, dan tak jarang melakukan kekerasan terhadap penduduk yang dianggap tidak mendukung kelompok mereka.

Bagi masyarakat Soanggama, kehidupan yang seharusnya berjalan damai kini berubah menjadi hari-hari penuh kecemasan. Aktivitas bertani, berladang, hingga mengajar anak-anak di sekolah harus dilakukan dengan rasa waswas. Warga takut sewaktu-waktu kelompok OPM datang menyerang tanpa alasan yang jelas. “Kami tidak pernah merasa tenang. Kadang malam-malam mereka datang ke kampung, menodong senjata, dan meminta makanan. Kalau kami tidak kasih, mereka marah dan memukul warga,” ungkap Yulianus Kogoya, salah satu tokoh masyarakat Soanggama dengan nada penuh ketakutan, Rabu (29/10/2025).

Yulianus menceritakan bahwa beberapa kali warga dipaksa untuk membantu kelompok OPM membawa logistik atau menunjukkan jalan ke wilayah lain. Bagi mereka yang menolak, ancaman bahkan kekerasan fisik sering terjadi. “Kami sudah tidak tahan. Kami hanya ingin hidup tenang dan damai, tapi mereka memperlakukan kami seperti musuh. Padahal kami tidak ikut siapa-siapa, kami hanya rakyat biasa,” tambahnya.

Kondisi tersebut diperparah dengan tindakan OPM yang kerap menuduh warga sebagai mata-mata pemerintah atau aparat keamanan. Akibat tuduhan itu, beberapa warga menjadi korban penganiayaan bahkan pembunuhan. Seorang warga lain, Mama Lusia Wenda, dengan mata berkaca-kaca menceritakan bagaimana suaminya diculik dan belum kembali hingga kini. “Mereka bilang suami saya kasih informasi ke aparat, padahal itu tidak benar. Sampai sekarang dia tidak pulang. Kami tidak tahu nasibnya,” tuturnya lirih.

Suara masyarakat Soanggama kini menjadi gambaran nyata penderitaan rakyat Papua akibat ulah kelompok OPM. Di balik retorika perjuangan yang sering mereka gaungkan, tersimpan luka mendalam dari warga yang menjadi korban kekerasan. Papua tidak butuh kekerasan, Papua butuh kedamaian dan kasih. Karena hanya dengan kedamaian, rakyat Papua bisa bangkit dan menikmati kesejahteraan sejati di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.