Sering Tebar Isu Provokatif kepada Masyarakat Papua, Sebby Sambom Diultimatum oleh Tokoh Masyarakat Papua

Opini49 views

buletinjubi.com-Tokoh-tokoh masyarakat Papua akhirnya angkat suara menanggapi ulah juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, yang belakangan ini kerap menebarkan isu-isu provokatif. Mereka menilai pernyataan Sebby tidak hanya menyesatkan, tetapi juga berpotensi memecah belah masyarakat Papua yang selama ini mendambakan kedamaian dan kesejahteraan.

Sebby Sambom diketahui sering menyampaikan propaganda di berbagai saluran komunikasi, termasuk media sosial, dengan menebarkan narasi kebencian terhadap pemerintah maupun aparat keamanan. Namun, tokoh-tokoh Papua menegaskan bahwa masyarakat kini sudah semakin cerdas dan tidak mudah dipengaruhi.

Tokoh masyarakat Jayapura, Max Abner Ohee, memberikan ultimatum agar Sebby Sambom segera menghentikan provokasi yang merugikan rakyat Papua sendiri.

“Cukup sudah Sebby bicara hal-hal yang bikin kacau. Kalau benar dia peduli, seharusnya pikirkan rakyat, bukan sebarkan isu kebencian. Kami beri ultimatum, hentikan tindakan provokatif itu,” tegas Max Abner Ohee, Jumat (12/9/2025).

Sementara itu, tokoh adat Papua Tengah, Yonas Wanimbo, menilai bahwa narasi provokatif Sebby Sambom hanya memperkeruh suasana dan menghalangi pembangunan. Menurutnya, suara-suara yang disampaikan Sebby sama sekali tidak berpijak pada kenyataan di lapangan.

“Masyarakat di kampung-kampung butuh sekolah, butuh jalan, butuh rumah sakit. Itu semua datang dari pemerintah, bukan dari OPM. Jadi, kalau Sebby terus bicara hal bohong, itu sama saja menipu rakyat,” ujarnya.

Masyarakat Papua sendiri kini semakin berani bersuara menolak hasutan yang disebarkan OPM melalui Sebby Sambom. Banyak warga menyadari bahwa propaganda tersebut tidak membawa manfaat apa pun, selain menambah rasa takut dan menghambat pembangunan.

Ultimatum yang disampaikan oleh tokoh masyarakat Papua ini diharapkan menjadi peringatan serius bagi Sebby Sambom agar menghentikan tindakan provokatif yang merugikan rakyat. Suara bulat dari tokoh adat, agama, dan masyarakat memperlihatkan bahwa Papua menginginkan kedamaian dan menolak segala bentuk provokasi yang hanya mengorbankan rakyat sendiri.