buletinjubi.com-Dalam obrolan budaya ‘Teras Budaya,’ peran seni untuk menjembatani perbedaan dan menciptakan ruang damai masyarakat yang majemuk dibahas. Hal ini lantaran di Papua, seni bukan sekadar hiburan, melainkan juga penanda sejarah dan sarana dialog antarwarga.
Jefri Zeth Nendissa, dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua dan pelatih tari, berbagi pandangan makna tarian tradisional. Ia mengatakan, setiap gerakan mengandung filosofi kebersamaan, rasa hormat, dan keterikatan antar sesama manusia, Selasa (29/7/2025).
Sementara itu, musisi Papua, Hendrik Baransano, menyebut musik sebagai suara hati masyarakat Papua yang ingin didengar dunia luar. Menurutnya, musik mengolah keresahan sosial menjadi nada penuh empati, pengertian, dan harapan bersama.
Para seniman ini percaya bahwa karya seni tidak sekadar mempertahankan tradisi, tetapi juga alat transformasi sosial dan pemersatu. Dalam setiap nada, gerak, dan warna, tersimpan harapan akan kehidupan yang lebih adil dan harmonis.
Mereka mengajak generasi muda Papua untuk mencintai seni sebagai bagian dari identitas dan alat perjuangan. Dengan seni, masyarakat tidak hanya berkarya, tetapi juga membangun jembatan menuju rekonsiliasi dan perdamaian yang lestari.