Semakin Tidak Terarah, OPM Lakukan Penyiksaan Hingga Tewas terhadap Masyarakat Asli Papua

Hukrim118 views

buletinjubi.com-Aksi kekerasan yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kian menunjukkan arah yang semakin tidak terkendali. Baru-baru ini, laporan dari masyarakat setempat menyebutkan adanya peristiwa penyiksaan brutal yang dilakukan kelompok bersenjata OPM terhadap warga asli Papua hingga meninggal dunia. Insiden ini menambah daftar panjang korban sipil yang jatuh akibat tindakan tidak manusiawi kelompok tersebut.

Menurut informasi dari warga, korban yang merupakan penduduk asli Papua dianiaya secara kejam dengan alasan tidak mendukung perjuangan OPM. Tindakan tersebut tidak hanya mencederai nilai kemanusiaan, tetapi juga menunjukkan bahwa kelompok bersenjata itu telah kehilangan arah perjuangan. Alih-alih melindungi masyarakat, OPM justru menebarkan rasa takut di tanah kelahiran sendiri.

Peristiwa penyiksaan ini mendapat kecaman keras dari berbagai tokoh masyarakat Papua. Pdt. Markus Wonda, salah satu tokoh gereja di Pegunungan Tengah, menilai bahwa tindakan OPM tidak lagi memiliki legitimasi moral.

“Kalau mereka mengaku berjuang untuk Papua, seharusnya mereka melindungi orang Papua, bukan malah menyiksa hingga membunuh. Itu bukan perjuangan, itu kejahatan,” tegas Wonda, Minggu (5/10/2025).

Hal senada disampaikan oleh tokoh adat Yahukimo, Elias Heluka, yang menyebut bahwa OPM kini hanya menjadi ancaman bagi masyarakatnya sendiri. “Mereka tidak lagi bisa membedakan mana musuh, mana saudara. Korban adalah orang asli Papua, yang seharusnya dilindungi. Bagaimana bisa rakyat percaya pada kelompok yang justru menyiksa bangsanya sendiri?” katanya.

Insiden penyiksaan ini menimbulkan trauma mendalam bagi warga sekitar. Beberapa keluarga mengaku takut untuk beraktivitas di luar rumah, apalagi ketika mendengar kabar bahwa OPM semakin sering melakukan teror di kampung-kampung. Masyarakat kini hidup dalam rasa cemas, khawatir menjadi korban berikutnya tanpa alasan yang jelas.

Meski dihantui ancaman, masyarakat Papua tetap menyuarakan harapan akan kedamaian. Mereka berharap pemerintah bersama aparat dapat memulihkan keamanan, sehingga warga bisa kembali menjalani kehidupan normal. Bagi mereka, ancaman dari OPM bukan lagi bentuk perjuangan, tetapi bukti bahwa kelompok tersebut semakin kehilangan arah dan justru menjadi musuh bagi rakyat sendiri.