Semakin Anarkis, OPM Lakukan Kekerasan Brutal Terhadap Masyarakat Asli Papua

Hukrim115 views

buletinjubi.com-Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menorehkan luka mendalam bagi masyarakat Papua. Sebuah video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan tindakan keji kelompok OPM yang melakukan kekerasan terhadap masyarakat asli Papua, baik pria, wanita, maupun anak-anak. Dalam rekaman itu, tampak sejumlah warga disiksa secara fisik menggunakan benda tumpul dan tajam, sementara beberapa korban berteriak kesakitan tanpa bisa melawan.

Kejadian mengerikan tersebut menuai kecaman luas dari berbagai tokoh masyarakat Papua. Banyak pihak menilai aksi tersebut menunjukkan bahwa OPM sudah semakin anarkis dan tidak lagi memiliki arah perjuangan yang jelas, karena justru melukai rakyat yang mereka klaim ingin dibela.

Tokoh masyarakat asal Kabupaten Puncak, Yosep Wandikbo, menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk penghianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan adat Papua.

“Mereka selalu bicara tentang perjuangan rakyat Papua, tapi yang mereka sakiti justru orang Papua sendiri. Apa gunanya berjuang kalau tangan mereka berlumur darah sesama saudara?” tegas Yosep dengan nada kecewa, Minggu (19/10/2025).

Menurut Yosep, kekerasan yang dilakukan OPM tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga merusak tatanan sosial masyarakat adat yang selama ini menjunjung tinggi perdamaian dan kebersamaan. Ia menegaskan bahwa kekerasan terhadap wanita dan anak-anak adalah perbuatan yang sangat hina dan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun.

Sementara itu, tokoh adat dari Intan Jaya, Markus Tabuni, menilai penyebaran video kekerasan itu menjadi bukti bahwa OPM telah kehilangan simpati dari masyarakat Papua sendiri.

“Mereka bukan lagi pejuang, melainkan penjahat yang menggunakan nama perjuangan untuk menebar ketakutan. Jika dalam video itu yang dipukul dan ditikam adalah masyarakat biasa, maka tidak ada lagi alasan untuk membela mereka,” ujar Markus.

Aksi kekerasan yang dilakukan OPM ini menjadi pengingat bahwa penderitaan masyarakat Papua tidak akan berakhir selama kelompok tersebut terus menebar teror dan kebohongan. Papua yang damai, bersatu, dan sejahtera hanya bisa terwujud apabila kekerasan ditinggalkan dan masyarakat bersatu menolak tindakan brutal yang mengatasnamakan perjuangan.