Sekolah Rakyat Jayawijaya Papua, Antara Perjuangan dan Harapan

Pendidikan6 views

buletinjubi.com-Di balik sunyi pegunungan Papua, anak-anak Jayawijaya menyimpan mimpi besar bernama pendidikan yang layak. Namun, medan terjal dan keterisolasian sering mematahkan langkah mereka menuju ruang belajar yang manusiawi.

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya memilih tak menyerah pada keterbatasan yang diwariskan alam. Mereka berjuang menghadirkan Sekolah Rakyat berpola asrama, menembus jarak dan waktu yang berat.

“Kami menyadari bahwa sekolah berpola asrama ini sangat efektif membangun pendidikan lebih baik di Jayawijaya,”

ujar Bupati Athenius Murib dalam kunjungan kerja di Distrik Itlay Hisage, Sabtu (19/7/2025) Sore. Harapan itu dipastikan tidak sekadar ucapan, tetapi nyata dalam upaya tanpa henti membangun sekolah bagi anak-anak terpinggirkan.

Sekolah yang memberi kesempatan belajar tanpa harus berjalan berjam-jam menuruni bukit dan menyeberangi sungai. Perihal ini, Pemerintah daerah telah menyiapkan lahan seluas 7 hektar di Distrik Bpiri untuk membangun sekolah asrama pertama.

Tempat ini akan menjadi pusat pendidikan bagi Jayawijaya, Mamberamo Tengah, Tolikara, hingga sebagian Lanny Jaya.

Sekolah dirancang sebagai asrama agar anak-anak tak harus pulang tiap hari melewati hutan dan lereng curam. Langkah ini menjadi solusi konkret untuk wilayah yang nyaris tidam tersentuh tenaga guru dan fasilitas layak.

“Kalau sekolah itu jadi, anak-anak dari kabupaten pemekaran bisa masuk sekolah berpola asrama,” ujar Murib. Namun perjuangan belum selesai, karena pemerintah kini mencari lokasi kedua untuk menjangkau lebih banyak anak.

Beberapa distrik yang dipertimbangkan yaitu Itlay Hisage, Walelagama, Pisugi, Siepkosi, dan Witawaya. Distrik Libarek, Kurulu, Usilomo, hingga Wadangku juga masuk daftar yang dikaji sebagai lokasi pembangunan selanjutnya.

Sayangnya, belum ada lahan seluas 7 hektar yang memenuhi syarat untuk membangun SD, SMP, dan SMA berpola asrama.

“Kami akan terus berupaya mencari lahan itu,” ujar Murib

Program Sekolah Rakyat diinisiasi oleh Kementerian Sosial. Salah satu tujuannya, agar anak-anak pegunungan tidak tertinggal dari hak dasarnya untuk hidup dan belajar layak.

Dengan pola asrama, anak-anak bisa tinggal, makan, dan belajar dalam suasana aman tanpa harus berjalan berjam-jam.  Sehingga, sekolah ini dirasakan msebagian pihak menjadi harapan baru, menyalakan mimpi di tengah keterbatasan dan kesunyian wilayah terpencil.