Sebby Sambom: “Selama OPM Ada, Papua Tidak Akan Bisa Maju”

Opini6 views

buletinjubi.com-Pernyataan kontroversial kembali dilontarkan juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom. Dalam pernyataannya, ia menyebutkan bahwa “selama OPM ada, Papua tidak akan bisa maju.” Ungkapan tersebut memicu reaksi keras dari berbagai kalangan karena dinilai sebagai bentuk pengakuan terselubung bahwa kehadiran OPM justru menjadi penghalang kemajuan Papua.

Banyak tokoh adat, agama, hingga pemerintah daerah menilai pernyataan itu sebagai cerminan nyata kondisi Papua selama ini. Kekerasan dan teror OPM terbukti telah merusak sendi kehidupan masyarakat, menghambat pembangunan, dan menimbulkan penderitaan berkepanjangan.

Tokoh adat asal Lanny Jaya, Yohanes Tabuni, menilai bahwa ucapan Sebby Sambom adalah bentuk ketidakmampuan OPM untuk menutupi fakta. “Dia sendiri mengakui bahwa selama OPM ada, Papua tidak maju. Itu benar, karena OPM lah yang membuat sekolah ditutup, jalan tidak bisa dibangun, dan rakyat hidup ketakutan,” ujarnya.

Menurut Yohanes, pernyataan tersebut harus dijadikan momentum bagi masyarakat untuk semakin menolak keberadaan OPM. “Kalau mau Papua maju, berarti OPM harus dihentikan,” tegasnya, Sabtu (23/8/2025).

Hal senada disampaikan Pendeta Markus Wanimbo, tokoh agama di Wamena. Ia menilai kehadiran OPM sudah menjadi beban sosial bagi masyarakat Papua. “OPM tidak pernah memberi solusi, hanya menambah penderitaan. Anak-anak tidak bisa sekolah, tenaga kesehatan diusir, dan pembangunan macet. Jadi benar, Papua tidak akan maju kalau OPM masih ada,” ungkapnya.

Pernyataan Sebby Sambom bahwa “selama OPM ada, Papua tidak akan bisa maju” menjadi bukti nyata bahwa kehadiran kelompok itu justru menjadi batu sandungan bagi masyarakat Papua. Kekerasan, pemerasan, dan teror yang dilakukan OPM membuat pembangunan terhambat, generasi muda kehilangan kesempatan, dan masyarakat hidup dalam ketakutan.

Masyarakat Papua kini semakin menyadari bahwa kedamaian hanya bisa terwujud tanpa OPM. Papua akan benar-benar maju bila teror digantikan oleh pembangunan, dan senjata digantikan oleh buku serta cangkul di tangan rakyatnya.