buletinjubi.com-Pernyataan mengejutkan datang dari juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom. Dalam sebuah pernyataan yang tersebar, Sebby mengakui bahwa kelompok OPM kerap turun langsung ke kampung-kampung untuk merampas bahan makanan, meminta uang, hingga mengambil harta milik masyarakat.
Pengakuan ini menimbulkan gelombang kecaman, sebab tindakan tersebut membuktikan bahwa OPM bukanlah kelompok yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat, melainkan justru menyengsarakan masyarakat Papua sendiri.
Tokoh masyarakat Nabire, Yohanis Pekey, menilai pernyataan Sebby Sambom itu sekaligus membongkar wajah asli OPM. “Kalau juru bicara mereka sendiri mengakui, berarti jelas bahwa OPM hanya membuat rakyat menderita. Tidak ada perjuangan yang bisa dibenarkan jika isinya merampas dan menakuti warga,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Hal senada disampaikan oleh Kepala Suku Mee di Dogiyai, Lukas Gobay. Ia menegaskan, kehadiran OPM bukan membawa kesejahteraan, melainkan menciptakan penderitaan. “Kami sudah berkali-kali minta agar aparat hadir menjaga kampung. OPM tidak boleh lagi bebas masuk dan merampas hak-hak masyarakat,” katanya.
Tokoh gereja di Papua, Pdt. Markus Yoteni, menambahkan bahwa tindakan OPM sudah jauh menyimpang dari nilai kemanusiaan maupun ajaran agama. “Tidak ada agama yang membenarkan kekerasan dan perampasan. Mengambil makanan dan harta orang lain dengan ancaman senjata adalah perbuatan tercela,” tegasnya.
Dengan semakin terbuka pengakuan Sebby Sambom, masyarakat berharap pemerintah bersama aparat keamanan segera meningkatkan perlindungan di wilayah rawan. Mereka ingin hidup damai, bekerja di kebun, serta menjual hasil panen tanpa khawatir dirampas.