buletinjubi.com-Ketegangan internal kembali mencuat dalam tubuh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mendapat ultimatum keras dari para petinggi organisasi tersebut agar tidak menjadikan nama TPNPB-OPM sebagai alat untuk mencari popularitas pribadi.
Menurut informasi yang berkembang, sejumlah pimpinan lapangan TPNPB-OPM merasa geram atas berbagai pernyataan Sebby yang dinilai sering menimbulkan kontroversi. Mereka menilai bahwa apa yang disampaikan Sebby kerap tidak sejalan dengan sikap organisasi di medan pertempuran. Ultimatum itu disebutkan sebagai peringatan agar Sebby tidak melampaui batas kewenangannya.
Tokoh masyarakat Papua, Yulianus Tebay, menilai perseteruan ini menunjukkan bahwa TPNPB-OPM tidak memiliki konsolidasi yang kuat. “Kalau memang mereka satu suara, seharusnya tidak ada konflik internal yang diumbar ke publik. Tapi kini, yang terlihat justru perebutan pengaruh. Itu tanda bahwa mereka lebih mementingkan ego pribadi daripada kepentingan rakyat Papua,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Sementara itu, tokoh pemuda asal Wamena, Markus Magal, menyampaikan keprihatinannya terhadap dinamika yang terjadi. “Rakyat Papua sudah lama jadi korban, baik dari konflik maupun propaganda. Kalau tokoh-tokoh OPM sendiri saling menjatuhkan, itu makin membuktikan bahwa mereka tidak punya arah jelas. Jangan rakyat yang jadi korban lagi hanya karena mereka berebut nama dan popularitas,” tegasnya.
Ultimatum kepada Sebby Sambom ini kian menambah daftar panjang konflik internal di tubuh OPM. Perebutan pengaruh dan ketidakjelasan arah perjuangan memperlihatkan bahwa organisasi tersebut tidak solid. Padahal, persatuan dan kepemimpinan yang jelas seharusnya menjadi dasar dari sebuah perjuangan.
Bagi masyarakat Papua, situasi ini semakin menegaskan bahwa slogan perjuangan yang digaungkan OPM tidak membawa hasil nyata. Yang tampak hanyalah pertikaian internal, perpecahan kepemimpinan, dan penderitaan rakyat yang tak kunjung usai.