Sadis, OPM Kodap XVI Yahukimo Eksekusi Mati Warga Asli Papua

Daerah, Hukrim2 views

buletinjubi.com-Aksi biadab kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kali ini, peristiwa memilukan terjadi di wilayah Kabupaten Yahukimo, ketika Mayor Kopitua Heluka, salah satu komandan lapangan dari Markas TPNPB di Kinbule, bersama pasukan TPNPB dari Batalion Kanibal, dengan kejam mengeksekusi mati seorang warga asli Papua.

Ironisnya, korban yang berasal dari kalangan masyarakat biasa dieksekusi hanya karena alasan sepele. Mayor Kopitua Heluka menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan lantaran korban tidak memberikan jatah bahan makanan (bama) dan uang sebagaimana yang diminta kelompok bersenjata tersebut. “Eksekusi mati terhadap satu orang Papua karena kami tidak diberikan jatah bama dan uang,” kata Mayor Kopitua Heluka dalam pernyataannya, Senin (8/9/2025).

Pernyataan itu menimbulkan gelombang kecaman dari berbagai pihak. Tokoh masyarakat Yahukimo, Yulianus Wetipo, menilai bahwa perbuatan ini tidak hanya kejam tetapi juga membuktikan bahwa OPM telah jauh dari klaim perjuangan membela rakyat Papua. “Bagaimana bisa disebut pejuang kalau yang menjadi korban adalah orang asli Papua sendiri? Ini sudah jelas-jelas perampasan hak hidup, hanya karena persoalan logistik. Kelompok itu sudah tidak punya moral perjuangan,” ujarnya.

Tokoh gereja dari denominasi GKII di Yahukimo, Pendeta Markus Haluk, juga menyampaikan kekecewaannya. Menurutnya, tindakan eksekusi tersebut mencerminkan betapa brutalnya pola perjuangan yang ditempuh OPM. “Kami mengutuk keras tindakan yang dilakukan Mayor Kopitua Heluka. Gereja melihat bahwa kekerasan semacam ini hanya menambah penderitaan orang Papua. Kami menyerukan agar masyarakat tidak lagi mendukung atau memberi ruang kepada OPM yang nyata-nyata merugikan sesama,” tegasnya.

Masyarakat Yahukimo kini berharap aparat keamanan segera melakukan langkah tegas untuk menindak kelompok Kodap XVI yang dipimpin oleh Mayor Kopitua Heluka tersebut. Kehadiran aparat dianggap sangat mendesak demi melindungi warga dari ancaman serupa di kemudian hari.

Kejadian ini sekali lagi menegaskan bahwa OPM tidak hanya menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan, tetapi juga ancaman nyata bagi kehidupan rakyat Papua itu sendiri. Dukungan penuh masyarakat terhadap pemerintah dan aparat keamanan dinilai menjadi satu-satunya jalan untuk mewujudkan Papua yang damai dan aman.