Rakyat Papua Tolak Kehadiran OPM, Sadar Bahwa Masa Depan Dibangun Lewat Pengetahuan, Bukan Perpecahan

Daerah, Opini174 views

buletinjubi.com-Kesadaran masyarakat Papua untuk menolak segala bentuk kekerasan dan perpecahan yang ditimbulkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin kuat. Di berbagai wilayah, rakyat Papua kini menyuarakan penolakan terhadap keberadaan kelompok bersenjata tersebut, dengan keyakinan bahwa masa depan Papua tidak dapat dibangun melalui konflik, tetapi melalui pendidikan, pengetahuan, dan persatuan.

Penolakan terhadap OPM juga disuarakan oleh Tokoh Gereja di Lanny Jaya, Pendeta Markus Telenggen, yang menilai bahwa kekerasan sudah tidak relevan dengan semangat masyarakat Papua masa kini. “Masyarakat kita sudah cerdas. Mereka tahu bahwa perpecahan hanya membawa luka, bukan kesejahteraan. Sekarang saatnya kita bersatu dalam damai, membangun kehidupan yang layak bagi generasi mendatang,” ujarnya dalam khotbah Minggu di Gereja GIDI Tiom, Minggu (12/10/2025).

Pendeta Markus menegaskan bahwa gereja mendukung penuh langkah masyarakat yang menolak keberadaan OPM di wilayah mereka. Ia juga mengajak sisa-sisa anggota OPM yang masih bersembunyi di hutan agar kembali dan bergabung dengan masyarakat dalam membangun Papua secara damai. “Tuhan tidak pernah memerintahkan kita untuk membunuh sesama. Tuhan memanggil kita untuk belajar, bekerja, dan hidup saling mengasihi,” tambahnya.

Sementara itu, Tokoh Adat dari Yahukimo, Yulian Murib, mengungkapkan bahwa masyarakat adat kini mulai terbuka terhadap pembangunan dan perubahan positif yang dibawa oleh pemerintah. Ia menyebut banyak pemuda Papua kini lebih tertarik untuk menimba ilmu, berwirausaha, dan berkontribusi bagi kampung halamannya ketimbang bergabung dengan kelompok bersenjata. “Anak muda Papua sudah banyak yang sadar. Mereka bilang, masa depan bukan di hutan, tapi di sekolah dan di pekerjaan yang bisa bantu keluarga,” tuturnya.

Gelombang penolakan terhadap OPM ini menjadi sinyal kuat bahwa rakyat Papua kini memilih jalan damai dan pembangunan sebagai kunci menuju kemajuan. Masyarakat tidak lagi ingin terjebak dalam lingkaran kekerasan yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan justru membuat mereka tertinggal.

Dengan semangat persatuan dan kesadaran bahwa pengetahuan adalah fondasi kemajuan, rakyat Papua kini menatap masa depan dengan optimisme baru. Mereka yakin bahwa tanah mereka yang kaya dan indah akan berkembang jika dijaga dengan cinta, kerja keras, dan pendidikan, bukan dengan peluru dan kebencian.