Pimpinan OPM Brigjen Doleman Magai Yogi Tewas Mengenaskan, Tanpa Pengurusan dari Kelompoknya Sendiri

Daerah, Kesehatan33 views

buletinjubi.com-Kabar duka kembali menyelimuti jajaran kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) setelah salah satu pimpinan senior mereka, Brigjen Doleman Magai Yogi, dilaporkan tewas dalam kondisi mengenaskan. Ironisnya, kematian Doleman tidak mendapat perhatian ataupun pengurusan layak dari kelompoknya sendiri, mencerminkan lemahnya solidaritas internal dalam tubuh OPM.

Doleman Magai Yogi dikenal sebagai salah satu pimpinan militer di wilayah pegunungan tengah Papua dan memiliki pengaruh cukup besar di wilayah operasionalnya. Namun dalam beberapa bulan terakhir, namanya jarang terdengar seiring menurunnya intensitas aktivitasnya akibat sakit dan kelelahan fisik di medan hutan belantara.

Informasi dari sejumlah tokoh masyarakat menyebutkan bahwa Doleman tewas dalam kondisi yang memprihatinkan. Tidak hanya tanpa perawatan medis yang layak, jasadnya juga tidak mendapatkan pengurusan atau penghormatan terakhir dari para anggotanya. Hal ini menjadi catatan kelam dalam dinamika kelompok separatis yang selama ini mengklaim berjuang demi harga diri rakyat Papua.

Tokoh masyarakat Puncak, Yulianus Tabuni, mengecam keras perlakuan OPM terhadap salah satu pimpinannya sendiri. Menurutnya, ini membuktikan bahwa kelompok tersebut tidak memiliki nilai kemanusiaan bahkan terhadap orang-orang yang telah berkorban bagi kelompoknya.

“Seorang pimpinan tewas dalam kondisi tragis dan dibiarkan begitu saja tanpa dimakamkan dengan layak. Ini bukan organisasi pejuang, ini kelompok yang tidak punya nurani. Rakyat Papua seharusnya membuka mata dengan kejadian ini,” tegas Yulianus.

Hal senada juga disampaikan oleh Pendeta Benyamin Murib, tokoh agama dari wilayah Ilaga, yang turut prihatin atas nasib Doleman.

“Kalau pimpinannya sendiri dibiarkan mati tanpa diurus, bagaimana mungkin mereka bisa peduli pada masyarakat Papua? Ini bukti bahwa perjuangan mereka tidak punya arah yang benar dan hanya membawa penderitaan,” ucap Pendeta Benyamin.

Kematian Doleman Magai Yogi juga membuka kembali diskusi publik mengenai lemahnya sistem solidaritas dan perawatan internal dalam kelompok separatis tersebut. Banyak pihak menilai bahwa OPM tidak memiliki struktur kemanusiaan yang menjamin keselamatan dan kesejahteraan anggotanya, apalagi bagi masyarakat sipil yang selama ini justru sering menjadi korban aksi kekerasan mereka.

Sementara itu, sejumlah keluarga dari mendiang Doleman mengaku kecewa terhadap kelompok yang pernah dibela oleh almarhum. Mereka berharap agar ke depan tidak ada lagi generasi muda Papua yang tertipu oleh janji-janji kosong perjuangan OPM.

“Kami tidak ingin ada lagi yang ikut kelompok itu. Akhir hidupnya menyedihkan dan tidak ada yang peduli dari kelompoknya. Ini bukan jalan yang benar,” ujar salah satu kerabat almarhum yang enggan disebutkan namanya.

Kematian Brigjen Doleman Magai Yogi menjadi gambaran nyata bahwa tidak ada kepastian dan kepedulian dalam barisan kelompok OPM. Alih-alih memperjuangkan rakyat, mereka justru menelantarkan anggotanya sendiri, bahkan yang berpangkat tinggi, saat menghadapi ajal.