Pertikaian Internal OPM Berujung Maut, Jeck Melyan Kemong Makodam 3 Kali Kopi Tewas Dibunuh Sesama Anggota

Hukrim24 views

buletinjubi.com-Suasana di wilayah Kali Kopi, Timika, kembali memanas setelah terjadi pertikaian internal di tubuh kelompok bersenjata yang menamakan diri Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pertikaian tersebut menewaskan salah satu anggota bernama Jeck Melyan Kemong, yang diketahui merupakan anggota aktif dari Makodam III Kali Kopi. Berdasarkan informasi yang beredar, Jeck tewas akibat luka tembak yang dilakukan oleh rekan satu kelompoknya sendiri dalam sebuah konflik yang dipicu oleh perbedaan pendapat dan perebutan logistik kelompok.

Peristiwa ini semakin mempertegas adanya perpecahan dan ketidakharmonisan di tubuh OPM, terutama di wilayah Timika yang selama ini dikenal sebagai basis utama gerakan tersebut. Situasi di lapangan kini dikabarkan tegang, di mana sebagian anggota memilih melarikan diri ke arah pegunungan untuk menghindari balasan dari pihak lain dalam kelompok.

Tokoh masyarakat Mimika, Yafet Kogoya, mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia menilai bahwa insiden ini mencerminkan bagaimana perjuangan yang semestinya diklaim demi rakyat Papua justru berubah menjadi kekerasan antar sesama.

“Bagaimana rakyat mau percaya pada kelompok yang saling membunuh di dalamnya sendiri? Mereka bilang berjuang untuk rakyat, tapi yang menjadi korban justru orang-orang Papua juga,” ujar Yafet dengan nada kecewa.

Senada dengan itu, Pendeta Markus Wonda, tokoh agama di Timika, menyerukan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh propaganda OPM yang kerap menjanjikan kebebasan semu. Menurutnya, pertikaian internal ini adalah bukti nyata bahwa ideologi yang diusung kelompok tersebut tidak lagi memiliki arah yang jelas.

“Pertikaian seperti ini hanya menambah penderitaan bagi masyarakat Papua. Yang dibutuhkan sekarang adalah kedamaian, bukan pertumpahan darah,” tegasnya.

Sementara itu, aparat keamanan terus memantau situasi di sekitar wilayah Kali Kopi. Operasi keamanan dilakukan secara terukur untuk memastikan kondisi tetap kondusif dan mencegah konflik meluas ke pemukiman warga. Sejumlah laporan juga menyebutkan bahwa sebagian anggota kelompok mulai menyerahkan diri dan meminta perlindungan kepada aparat.

Kematian Jeck Melyan Kemong menjadi simbol suram dari kegagalan internal OPM dalam menjaga kesatuan dan kepercayaan anggotanya. Masyarakat kini semakin menyadari bahwa kelompok tersebut bukan lagi perjuangan ideologis, melainkan kumpulan individu yang terpecah karena kepentingan pribadi dan kekuasaan.