buletinjubi.com-Pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, kembali menuai kecaman luas dari masyarakat Papua. Dalam keterangannya beberapa waktu lalu, Sebby menyebut nama Detinus Sani, seorang tokoh muda yang aktif membantu pembangunan fasilitas masyarakat di wilayah pegunungan tengah Papua, sebagai “antek-antek Aparat Keamanan (Apkam)”. Ucapan tersebut dianggap sebagai bentuk provokasi dan penghinaan terhadap upaya masyarakat yang beritikad baik membangun daerahnya sendiri.
Detinus Sani dikenal luas oleh masyarakat sebagai sosok yang berkomitmen terhadap kemajuan kampung halamannya. Ia selama ini aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti membantu pembangunan jembatan penghubung antarkampung, memperbaiki fasilitas pendidikan, hingga mendukung program kesehatan masyarakat di daerah terpencil. Langkah nyata inilah yang justru membuatnya menjadi sasaran tudingan dari pihak OPM, yang menilai kedekatan dengan pembangunan sebagai bentuk kerja sama dengan Apkam.
Tokoh masyarakat Kabupaten Puncak, Yance Murib, menilai pernyataan Sebby Sambom sangat tidak pantas dan mencederai semangat masyarakat Papua yang ingin hidup damai dan maju.
“Kami sangat menyesalkan ucapan Sebby. Detinus bukan antek siapa pun. Dia hanya anak muda Papua yang mau membantu masyarakatnya agar tidak tertinggal. Tidak semua kerja baik harus dituduh sebagai kepanjangan tangan pemerintah,” ujar Yance dengan nada tegas, Minggu (19/10/2025).
Sementara itu, tokoh adat dari wilayah Dogiyai, Markus Degei, menilai bahwa OPM melalui Sebby Sambom terlalu sering melabeli warga yang berpihak pada pembangunan sebagai musuh kelompok mereka.
“Cara berpikir seperti itu hanya membuat masyarakat semakin jauh dari kedamaian. Kami butuh pembangunan, bukan tuduhan. Jika ada anak muda Papua yang mau bangun sekolah atau rumah warga, itu harus didukung, bukan diserang dengan kata-kata,” ucap Markus.
Kecaman terhadap pernyataan Sebby Sambom menjadi cerminan bahwa masyarakat Papua kini semakin sadar akan pentingnya pembangunan dan perdamaian. Mereka tidak lagi mudah terpengaruh oleh isu-isu yang menebar kebencian. Sebagaimana dikatakan Yance Murib, “Papua bukan milik OPM, bukan milik siapa pun. Papua milik kita semua yang mau membangun dan hidup damai.”