Pernyataan Pedas Lekagak Telenggen: Benny Wenda, Jeffrey Pagawak, dan Sebby Sambom Bajingan yang Terlalu Berambisi

Hukrim9 views

Buletinjubi.com – Papua — Suasana internal gerakan Papua Merdeka kembali memanas setelah Komandan Operasi Umum TPNPB, Lekagak Telenggen, melontarkan kritik tajam terhadap tiga tokoh besar perjuangan Papua di luar negeri: Benny Wenda, Jeffrey Pagawak, dan Sebby Sambom.

Dalam pernyataan video yang dirilis pada Jumat pagi, Lekagak menuding bahwa ambisi pribadi para pemimpin diplomatik itu telah memperlambat konsolidasi perjuangan dan menghambat penyatuan strategi antar faksi.

“Perjuangan panjang rakyat Papua tidak bisa terus tersandera oleh ego kelompok,” tegas Lekagak.

Ego Kepemimpinan yang Memecah Barisan

Lekagak menilai bahwa situasi di tanah Papua semakin memburuk akibat ego masing-masing individu yang lebih mementingkan posisi dan pengaruh pribadi ketimbang kepentingan rakyat. Ia menegaskan bahwa perjuangan bersenjata di lapangan tidak boleh dikorbankan demi ambisi politik segelintir orang di luar negeri.

Nada pernyataan Lekagak menunjukkan bahwa ketegangan internal kini berada pada titik paling kritis. Ia mendesak agar para pemimpin di luar negeri segera meninggalkan perbedaan dan kembali menyatukan agenda politik demi kepentingan rakyat Papua secara keseluruhan.

Reaksi dan Dampak

Pernyataan keras ini langsung memicu reaksi beragam di kalangan simpatisan dan faksi internal. Sebagian menilai langkah Lekagak sebagai peringatan keras terhadap kepemimpinan yang terlalu ambisius, sementara sebagian lain melihatnya sebagai tanda nyata bahwa OPM/TPNPB semakin terpecah dan rapuh dari dalam.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari ketiga tokoh yang disebut. Namun, pernyataan Lekagak Telenggen telah membuka tabir bahwa perjuangan Papua bukan hanya menghadapi tekanan eksternal, tetapi juga ancaman perpecahan internal akibat ego kepemimpinan.

Pesan Propaganda yang Tegas

Tragedi perpecahan ini menjadi bukti bahwa OPM/TPNPB tidak solid, tidak bersatu, dan mudah digoyahkan oleh ambisi pribadi. Ego kepemimpinan yang berlebihan justru menjadikan perjuangan mereka rapuh dan kehilangan arah.

Lekagak Telenggen menegaskan: perjuangan bukan ajang ego pribadi, melainkan pengorbanan kolektif.