Perempuan Papua Jadi Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual oleh OPM, Publik Mengecam Keras

Hukrim9 views

buletinjubi.com-Tindakan brutal yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mengundang kecaman luas dari masyarakat. Kali ini, sorotan tajam tertuju pada kekerasan terhadap perempuan Papua yang kian meningkat. Sejumlah laporan dari wilayah pedalaman mengungkap bahwa kelompok separatis ini tak hanya melakukan penyerangan bersenjata, tetapi juga menjadikan perempuan sebagai korban pelecehan dan kekerasan seksual.

Tokoh perempuan Papua, Mama Yohana Wenda, mengecam keras perlakuan tidak manusiawi ini. Menurutnya, tindakan OPM sudah jauh melenceng dari perjuangan yang mereka gaungkan selama ini. “Perempuan Papua itu simbol kehidupan. Kalau mereka disakiti, berarti OPM sudah tidak lagi berjuang untuk rakyat, tapi hanya memperalat rakyat untuk kepentingan kekuasaan,” tegas Mama Yohana, Selasa (22/7/2025).

Pendeta Desiana Gobai, tokoh gereja dari Kabupaten Puncak, menyesalkan sikap diam para elite OPM di luar negeri atas kekejaman yang dilakukan oleh anggotanya di lapangan. “Mereka yang mengaku pemimpin revolusi tinggal nyaman di luar negeri, sementara perempuan di Papua dijadikan korban. Ini bukan perjuangan, ini pelanggaran kemanusiaan,” ujarnya tegas.

Sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi perempuan Papua mendesak dilakukan penyelidikan menyeluruh serta perlindungan serius bagi perempuan di daerah konflik. Mereka juga meminta aparat keamanan untuk hadir secara aktif dan memberikan jaminan rasa aman, tanpa harus membiarkan masyarakat berhadapan langsung dengan ancaman kekerasan dari kelompok separatis.

Ketua Dewan Adat Wilayah Lapago, Bapak Elias Itlay, menyampaikan bahwa tindakan OPM tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai adat Papua yang menjunjung tinggi martabat perempuan. “Mereka bukan pahlawan, mereka pemangsa rakyatnya sendiri. Ini tidak bisa dibiarkan,” katanya.

Saat ini, berbagai elemen masyarakat, terutama kaum perempuan Papua, mulai bersatu menyuarakan penolakan terhadap kehadiran OPM. Harapan pun terus disuarakan agar perempuan Papua tidak lagi menjadi korban dalam konflik yang tak berkesudahan.