Pemkab Yapen Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak Banjir di Distrik Yawakukat dan Angkaisera

buletinjubi.com-Hujan deras yang mengguyur Distrik Yawakukat dan Angkaisera pada Senin sore, 2 Juni 2025 berapa hari lalu, menyebabkan meluapnya air dari Kali Sanayoka dan Kali Kainui. Luapan air ini memicu banjir yang berdampak pada sejumlah kampung di kedua distrik tersebut.

Sebagai bentuk tanggap darurat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen melalui Tim Terpadu Penanggulangan Bencana langsung turun ke lokasi, melakukan pendataan warga terdampak, serta menyalurkan bantuan secara cepat. Pada Sabtu (7/6/2025), Wakil Bupati Kepulauan Yapen, Roi Palunga, menyerahkan bantuan paket sembako secara simbolis kepada warga terdampak di Balai Kampung Kainui II, Balai Kampung Roipi, dan Balai Kampung Yapanani.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati menyampaikan bahwa bencana ini tidak semata-mata disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga diperparah oleh kerusakan lingkungan akibat penebangan pohon secara liar di sekitar sungai.

“Kita tahu bencana ini tidak kita minta, tapi juga jangan tutup mata bahwa kita ikut andil. Penebangan pohon sembarangan menyebabkan batang pohon menyumbat sungai, air jadi meluap. Kita sendiri yang rugi,” ungkap Roi Palunga.

Ia mengajak masyarakat untuk lebih bijak mengelola hutan dan tidak menebang pohon secara sembarangan, terutama di sekitar bantaran sungai.

“Kalau di pinggir kali habis pohon ditebang, air pasti keluar jalur. Sekarang kita terdampak, ke depan anak cucu kita yang rasakan,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen menyalurkan 350 paket bantuan sembako kepada keluarga terdampak banjir di dua distrik tersebut. Bantuan ini didistribusikan di enam kampung, yaitu: Kampung Kainui II, Kampung Roipi, Kampung Yapanani, Kampung Borai, Kampung Ransarnoni dan Kampung Aitiri.

Penyaluran dilakukan berdasarkan data resmi yang telah dihimpun sebelumnya. Wakil Bupati juga menegaskan bahwa bantuan hanya diberikan kepada warga yang rumahnya benar-benar terendam air, bukan sekadar halaman yang tergenang.

“Jangan ada salah paham. Ini bukan soal pilih kasih, tapi soal data. Yang terendam parah itulah yang didata dan dibantu,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya memiliki dokumen kependudukan yang lengkap seperti KTP dan Kartu Keluarga agar masyarakat mudah terdata saat terjadi hal-hal darurat.

“Kalau tidak punya KTP atau KK, ayo segera urus. Sekarang mudah. Hari ini urus, hari ini bisa keluar. Jadi kalau ada bencana, kami bisa cepat tangani,” tambahnya.

Kepala Kampung Kainui II, Klion Aninam, mewakili warga, menyampaikan terima kasih atas gerak cepat pemerintah.

“Kami sangat bersyukur atas perhatian dan bantuan yang diberikan. Pemerintah cepat turun, air bersih langsung dikirim, dan kami langsung didata,” katanya.

Sebagai bagian dari upaya tanggap darurat, Pemerintah Daerah juga menyalurkan 6.000 liter air bersih menggunakan mobil pemadam kebakaran ke kampung-kampung terdampak, serta mendistribusikan sekitar 1.000 porsi makanan siap saji sebagai simbol perhatian di saat darurat.

Kepala Pelaksana BPBD Kepulauan Yapen, Drs. Jhon Muai, menyampaikan bahwa meskipun banjir telah surut, masyarakat harus tetap waspada karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga September 2025.

“Kami imbau warga untuk tidak membangun rumah di tepi sungai atau lereng bukit yang rawan longsor. Keselamatan adalah hal utama,” pungkasnya.

Pemerintah Daerah Kepulauan Yapen menyatakan komitmennya untuk terus memantau kondisi di lapangan dan akan menyalurkan bantuan lanjutan sesuai kebutuhan masyarakat.