buletinjubi.com-Wakil Gubernur Papua Tengah, Deinas Geley, S.Sos, M.Si menyatakan dukungannya pada program “Senator Peduli Ketahanan Pangan” yang diinisiasi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Program berbasis kearifan lokal ini, diharapkan mampu memberdayakan para petani lokal di Mimika.
Dalam sambutannya pada peluncuran program “Senator Peduli Ketahanan Pangan” di Kabupaten Mimika, Senin (29/9/2025), Wagub Deinas Geley menegaskan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi utama kemandirian.
Papua Tengah memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada kedaulatan pangan Indonesia. Potensi itu terletak pada kekayaan alam, tanah yang subur, serta kearifan lokal masyarakat yang masih terjaga. Program yang dipandang sebagai langkah strategis memperkuat agenda ketahanan pangan nasional yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
“Ketahanan pangan bukan sekadar soal memenuhi kebutuhan perut, melainkan juga tentang membangun kemandirian bangsa. Papua Tengah punya potensi luar biasa untuk menjadi lumbung pangan, asalkan kita mampu mengatasi berbagai tantangan,” kata Wagub Deinas.
Ia menyoroti sejumlah persoalan yang dihadapi Papua Tengah, mulai dari keterbatasan akses logistik, fluktuasi harga pangan yang memengaruhi daya beli masyarakat, hingga ancaman perubahan iklim.
Menurutnya, tantangan tersebut hanya bisa diatasi melalui kolaborasi erat antara pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, dan petani sebagai ujung tombak produksi pangan.
Peluncuran program ditandai dengan penanaman simbolis bibit jagung oleh Wagub Deinas Geley bersama senator dan perwakilan petani, sebagai tanda komitmen bersama untuk memperkuat kedaulatan pangan.
Pemerintah Provinsi Papua Tengah menegaskan dukungan penuh atas program tersebut, sekaligus mengirimkan pesan persatuan dan tekad kolektif dalam membangun masa depan pangan Indonesia.
“Kami berterima kasih kepada DPD RI yang telah memilih Papua Tengah sebagai lokasi peluncuran program penting ini. Dengan kerja keras dan sinergi semua pihak, kedaulatan pangan yang kita cita-citakan pasti dapat diwujudkan,” tambah Wagub Deinas.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Yoris Raweyai, yang membuka peluncuran program “Senator Peduli Ketahanan Pangan” mengatakan, keberhasilan program hanya dapat dicapai melalui sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal.
Program ini berfokus pada pengembangan budidaya jagung sebagai program strategis ketahanan pangan nasional. Papua Tengah dipandang memiliki potensi lahan subur yang luas, sehingga dapat menjadi basis produksi pangan baru di kawasan timur Indonesia.
Dalam mendukung program ini, Kementerian Pertanian menjanjikan penyediaan benih unggul, pupuk, dan sarana produksi modern.
“Papua Tengah memiliki potensi luar biasa untuk menjadi salah satu lumbung pangan utama Indonesia. Melalui budidaya jagung, kita tidak hanya mendorong peningkatan produksi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal dan memperkuat kesejahteraan mereka,” ujar Raweyai.
Program ini dirancang berdampak cepat dengan siklus tanam jagung hanya tiga bulan. Pemerintah daerah juga menjamin penyerapan hasil panen petani dengan harga wajar, memberikan kepastian pasar serta pendapatan yang stabil bagi masyarakat.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih menjadi perhatian, seperti keterbatasan infrastruktur logistik dan potensi fluktuasi harga pasar. Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah daerah menyiapkan strategi khusus, termasuk peningkatan jaringan transportasi, efisiensi distribusi, dan skema stabilisasi harga melalui kerja sama lintas sektor.
Sebagai tindak lanjut, lima langkah prioritas telah disepakati untuk memastikan keberhasilan program ini. Di antaranya, pelibatan aktif masyarakat lokal melalui pelatihan, pendampingan teknis, serta pemberdayaan kelompok tani agar mereka dapat berperan langsung dalam proses budidaya.
Selain itu, pemantauan harga secara berkala sebagai langkah menjaga stabilitas pendapatan petani dan mencegah fluktuasi pasar yang merugikan.
Program “Senator Peduli Ketahanan Pangan” di Papua Tengah diharapkan menjadi model nasional pengembangan pertanian berbasis kearifan lokal. Selain memperkuat ketahanan pangan, inisiatif ini juga dipandang mampu meningkatkan kemandirian ekonomi serta mempercepat pembangunan inklusif di Tanah Papua.