buletinjubi.com – Yahukimo, Papua Pegunungan — Sejumlah pernyataan publik yang menyebut adanya “operasi militer” serta “pengeboman” terhadap warga sipil di Yahukimo seperti yang diklaim dalam konferensi pers Komunitas Pelajar dan Mahasiswa Yahukimo (KPMY) dipertanyakan kebenarannya. Berdasarkan pengecekan lapangan, pemantauan satgas wilayah, serta laporan resmi pemerintah, tidak ditemukan bukti adanya operasi keamanan berskala khusus di Kabupaten Yahukimo dalam periode yang diklaim.
Patroli Rutin, Bukan Operasi Militer
Peninjauan pemerintah daerah bersama aparat TNI–Polri memastikan bahwa kegiatan keamanan yang berlangsung sejak akhir November merupakan patroli rutin untuk memantau situasi wilayah. Tidak ada pengerahan pasukan khusus maupun penggunaan alutsista berat yang dapat dikategorikan sebagai operasi militer.
Isu Pengeboman Dinilai Tidak Berdasar
Pemerintah juga menilai isu mengenai pengeboman terhadap warga sipil di Kompleks Baru Lokasi Duram, Jalan Gunung, tidak berdasar. Pemeriksaan titik lokasi yang disebutkan tidak menunjukkan adanya bekas ledakan, tidak ada laporan kerusakan bangunan, korban massal, atau penggunaan persenjataan berat yang mengindikasikan adanya serangan udara.
Aktivitas Warga Tetap Normal
Hasil pemantauan di Yahukimo menunjukkan bahwa warga tetap beraktivitas seperti biasa. Kegiatan sekolah, pasar, dan perkantoran berjalan tanpa gangguan berarti. Tokoh masyarakat setempat bahkan menilai bahwa informasi mengenai pembatasan ruang gerak warga “tidak sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.”
Pemerintah Tegaskan Pentingnya Informasi Terverifikasi
Pemerintah mengapresiasi kepedulian mahasiswa, namun menekankan bahwa penyampaian informasi kepada publik harus berbasis data yang diverifikasi.
“Jangan sampai isu yang tidak terbukti memicu keresahan massal,” ujar salah satu pejabat Pemkab Yahukimo.
Pemerintah memastikan bahwa setiap anggota TNI–Polri yang bertugas di Yahukimo terikat aturan ketat mengenai perlindungan warga sipil. Tidak ada instruksi tindakan di luar prosedur.
Papua Menolak Hoaks
Momentum ini menjadi pengingat bahwa informasi keliru hanya menimbulkan keresahan. Papua membutuhkan kedamaian, bukan provokasi.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak hoaks. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.










