Pelajar Gelar Aksi Damai di Elelim, Yalimo Pasca Ujaran SARA Picu Kerusuhan

buletinjubi.com-Ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Yalimo menggelar aksi damai di pusat kota Elelim pada Kamis (tanggal fiktif), sebagai bentuk keprihatinan atas maraknya ujaran kebencian bernuansa SARA yang memicu kerusuhan beberapa waktu lalu. Aksi ini dilakukan setelah terbakarnya sejumlah fasilitas umum di wilayah Elelim serta jatuhnya korban dari kalangan masyarakat akibat provokasi yang beredar.

Dengan membawa spanduk bertuliskan ajakan persatuan, para pelajar berjalan beriringan menuju lapangan utama Elelim. Mereka menyerukan pentingnya menjaga persaudaraan dan menolak segala bentuk provokasi yang dapat merusak kerukunan di tengah masyarakat Yalimo.

Ketua OSIS SMA Negeri Elelim, Yohanis Wenda, menyampaikan bahwa aksi damai ini digagas oleh para pelajar sendiri sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi sosial yang akhir-akhir ini terguncang. “Kami pelajar tidak ingin masa depan kami dirusak oleh ujaran kebencian. Kami ingin belajar dengan tenang, hidup rukun, dan membangun Yalimo bersama,” ujarnya, Jumat (19/9/2025).

Tokoh masyarakat Yalimo, Pdt. Telius Wona, mengapresiasi inisiatif para pelajar tersebut. Menurutnya, suara generasi muda sangat penting untuk menjadi penyejuk di tengah suasana panas akibat konflik. “Ujaran kebencian tidak hanya melukai hati, tetapi juga bisa membakar amarah banyak orang. Akibatnya, fasilitas umum yang dibangun untuk kepentingan rakyat ikut hancur, dan masyarakat yang tidak bersalah menjadi korban. Aksi damai pelajar ini adalah pengingat bahwa perdamaian adalah jalan terbaik,” katanya.

Selain itu, perwakilan perempuan Yalimo, Mama Yuliana Yahuli, menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendidik anak-anak agar tidak mudah terbawa arus kebencian. “Kami para ibu berharap suasana damai bisa kembali pulih. Anak-anak kami butuh sekolah yang aman, pasar yang tenang, dan lingkungan yang penuh kasih, bukan kebencian,” ungkapnya.

Aksi damai yang berlangsung tertib ini ditutup dengan doa bersama lintas agama sebagai simbol persatuan. Para pelajar juga membacakan pernyataan sikap yang menolak keras segala bentuk ujaran kebencian dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergandengan tangan menjaga Yalimo tetap damai.