Pdt. Telius Wonda Ajak Masyarakat Tidak Jadi Alat Provokasi OPM Pasca Kejadian di Yalimo

Opini22 views

buletinjubi.com-Suasana pasca insiden yang terjadi di Kabupaten Yalimo sempat memunculkan berbagai spekulasi dan narasi yang berkembang di tengah masyarakat. Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) disebut mencoba memanfaatkan momentum ini dengan menyebarkan provokasi untuk memperkeruh keadaan. Namun, tokoh agama Papua, Pendeta Telius Wonda, tampil memberikan imbauan agar masyarakat tidak terjebak dalam pusaran provokasi tersebut.

Dalam pernyataannya, Pdt. Telius Wonda mengajak seluruh warga Papua, khususnya di Yalimo, untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi. Menurutnya, reaksi emosional hanya akan memperburuk keadaan dan berpotensi dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. “Saya mengingatkan agar kita semua tidak terprovokasi. Jangan biarkan amarah menguasai hati kita, karena itu hanya akan membuat situasi semakin panas,” ujarnya dengan penuh ketegasan, Rabu (17/9/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya mengutamakan jalur hukum dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul. Pdt. Telius menegaskan bahwa negara hadir untuk menegakkan keadilan bagi semua pihak, sehingga masyarakat tidak boleh mengambil langkah sendiri yang justru berujung pada kekacauan. “Marilah kita percaya pada hukum. Jangan main hakim sendiri, karena hukum ada untuk memberikan keadilan bagi semua. Kita harus dewasa dalam menyikapi persoalan,” tegasnya.

Selain itu, ia juga mengajak seluruh masyarakat menjaga persaudaraan sebagai satu keluarga besar di tanah Papua, tanpa membedakan suku, agama, maupun warna kulit. Menurutnya, kebersamaan dan persaudaraan merupakan fondasi penting dalam membangun kedamaian di tengah keberagaman. “Kita semua adalah keluarga besar. Tidak peduli dari suku mana, agama apa, atau warna kulit berbeda, kita tetap bersaudara. Mari rawat persatuan itu,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Pdt. Telius Wonda juga menekankan pentingnya memperkuat doa dan solidaritas sebagai benteng utama menghadapi upaya adu domba. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak membiarkan situasi Yalimo dimanfaatkan oleh pihak yang ingin merusak kedamaian. “Mari kita satukan doa dan solidaritas. Daerah ini harus tetap aman, jangan biarkan ada yang memecah belah kita. Doa dan persatuan adalah senjata kita,” jelasnya.

Menutup pernyataannya, Pdt. Telius Wonda menekankan keyakinannya bahwa kasih, damai, dan persatuan lebih kuat daripada kebencian. “Mari kita bergandeng tangan, menolak rasisme, serta menjaga kedamaian di tanah Papua yang kita cintai bersama,” serunya.