Pasca Penangkapan Aske Mabel, Kelompok OPM Dilaporkan Ketakutan Akan Terbongkarnya Keberadaan Mereka

buletinjubi.com-Situasi keamanan di Papua Pegunungan kembali menjadi sorotan setelah penangkapan Aske Mabel, salah satu tokoh kunci Organisasi Papua Merdeka (OPM), oleh pihak keamanan Indonesia. Penangkapan yang berlangsung pada Rabu malam tersebut dilaporkan membuat kelompok OPM yang beroperasi di wilayah tersebut berada dalam kondisi ketakutan, mengingat potensi terbongkarnya jaringan mereka akibat proses penyelidikan yang tengah berlangsung.

Menurut informasi yang dihimpun dari sumber aparat keamanan di Kabupaten Puncak, Aske Mabel ditangkap dalam sebuah operasi gabungan yang melibatkan TNI-Polri di Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo. Operasi ini dilakukan secara terencana dan senyap, dengan tujuan mengamankan pihak-pihak yang selama ini diduga kuat terlibat dalam aksi kekerasan bersenjata di wilayah Papua Pegunungan. Penangkapan tersebut tidak hanya mengamankan sosok penting bagi OPM, tetapi juga membuka peluang bagi aparat keamanan untuk mengungkap lebih dalam tentang strategi dan persembunyian kelompok tersebut.

“Penangkapan Aske Mabel adalah hasil kerja keras intelijen yang sudah cukup lama memantau pergerakan kelompok OPM di wilayah ini. Kami percaya bahwa dengan langkah ini, kami bisa mengurangi eskalasi kekerasan yang selama ini meresahkan masyarakat Abenaho dan sekitarnya,” ujar seorang perwira polisi yang enggan disebutkan namanya.

Pasca penangkapan, situasi di lapangan menunjukkan adanya perubahan drastis. Kelompok OPM yang sebelumnya cukup aktif melakukan intimidasi terhadap warga sipil kini dilaporkan cenderung menghindari konfrontasi langsung dengan aparat keamanan. Beberapa laporan dari masyarakat setempat menyebutkan bahwa anggota OPM terlihat berpindah-pindah tempat, meninggalkan pos-pos persembunyian mereka yang selama ini dikenal sulit dijangkau.

“Kami melihat mereka semakin jarang muncul di kampung-kampung. Biasanya, mereka kerap datang meminta bahan makanan atau memantau pergerakan warga. Tapi setelah penangkapan Aske Mabel, mereka seperti menghilang,” ujar seorang tokoh masyarakat Distrik Abenaho yang meminta identitasnya dirahasiakan demi keamanan.

Pihak keamanan sendiri terus meningkatkan pengawasan dan patroli di sekitar wilayah Puncak, guna mengantisipasi kemungkinan adanya upaya balasan atau tindakan sabotase dari kelompok OPM. Namun, hingga saat ini, situasi dilaporkan tetap terkendali, dengan aparat keamanan memastikan bahwa masyarakat dapat beraktivitas tanpa rasa takut.

Selain itu, proses pemeriksaan terhadap Aske Mabel dikabarkan tengah berjalan intensif. Aparat keamanan berupaya menggali informasi penting terkait struktur komando OPM, jalur logistik mereka, serta potensi rencana-rencana strategis yang selama ini belum terdeteksi. Penyelidikan ini diyakini akan menjadi pintu masuk yang krusial bagi pemerintah dalam upaya melemahkan kekuatan bersenjata OPM di wilayah Papua Pegunungan.

Sementara itu, masyarakat lokal menyambut positif langkah tegas yang diambil aparat keamanan. Sejumlah warga menyatakan harapan mereka agar situasi keamanan yang kondusif ini dapat berlanjut dalam jangka panjang, sehingga proses pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua dapat berjalan tanpa gangguan.

“Kami ingin hidup damai. Anak-anak kami harus sekolah, kami ingin berkebun dengan tenang tanpa takut ditembak atau diintimidasi. Kalau keamanan terus terjaga, kami yakin Papua bisa berkembang lebih baik,” ungkap seorang ibu rumah tangga di Kampung Gigobak.

Dengan perkembangan ini, tampaknya momentum penangkapan Aske Mabel tidak hanya berdampak pada dinamika kelompok OPM, tetapi juga membawa harapan baru bagi masyarakat Papua Pegunungan untuk meraih kehidupan yang lebih aman dan sejahtera. Pihak keamanan berjanji akan terus mengupayakan solusi yang berimbang antara penegakan hukum dan pendekatan kemanusiaan dalam menghadapi persoalan kompleks di Papua.