Papua Pegunungan sosialisasi penanganan HIV/AIDS di 8 kabupaten

Kesehatan5 views

buletinjubi.com-Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Provinsi Papua Pegunungan (Papeg) menyosialisasikan penanganan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di delapan kabupaten.

Penyebaran HIV/AIDS di Provinsi Papua Pegunungan hingga 2024 tercatat 10.104 kasus secara kumulatif dari delapan kabupaten, di antaranya Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Tolikara, Yahukimo, Nduga, Yalimo, dan Pegunungan Bintang.

Kepala Dinkes PP dan KB Papua Pegunungan Isak Yikwa di Wamena, Jumat, mengatakan kasus HIV/AIDS di daerah cukup tinggi sehingga hal ini menjadi prioritas penanganan kesehatan pada masa mendatang.

“Penyebaran HIV/AIDS cukup tinggi, kalau angka secara pasti kami tidak hafal. Penanganan secara komprehensif menjadi program utama supaya daerah ini terbebas dari kasus tersebut,” katanya, Senin (16/6/2025).

Pihaknya juga memiliki program sosialisasi penanganan HIV/AIDS di delapan kabupaten sehingga penanganan dapat terarah.

“Penyebaran HIV/AIDS secara kumulatif paling banyak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya karena menjadi sentral atau ibu kota dari Papua Pegunungan sehingga masyarakat dari delapan kabupaten semuanya di sini,” ujarnya.

Dia menjelaskan penanganan HIV/AIDS yang paling utama di Papua Pegunungan adalah menghilangkan perilaku menyimpang dengan sering berganti-ganti pasangan tidak sah.

“Kalau mau jujur lebih banyak penyebaran kasus HIV/AIDS dari berhubungan badan dengan pasangan yang tidak sah. Maka untuk menekan angka ini harus dimulai dari diri sendiri dengan setiap kepada satu pasangan atau pasangan yang sah,” katanya.

Dia menambahkan koordinasi yang dibangun dengan Dinas Kesehatan di delapan kabupaten dalam penanganan HIV/AIDS supaya sama-sama berjalan sehingga angkanya dapat berkurang pada tahun ini maupun tahun-tahun mendatang.

“Kami pikir pengobatan bagi mereka yang sudah positif HIV/AIDS itu dapat dilakukan secara gratis di puskesmas dan rumah sakit di delapan kabupaten. Yang terpenting saat ini adalah kesediaan masyarakat untuk datang memeriksakan diri, jangan malu supaya penyakit yang dialami dapat ditangani,” ujarnya.