OPM Tak Ingin Papua Maju, Masyarakat Kian Resah dengan Pola Pikir yang Merusak

Daerah, Hukrim13 views

buletinjubi.com-Pernyataan kontroversial yang disampaikan salah satu simpatisan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam sebuah rekaman video baru-baru ini menimbulkan kegelisahan luas di tengah masyarakat Papua. Dalam video tersebut, disebutkan bahwa OPM tidak menginginkan masyarakat Papua menjadi maju, karena dianggap bertentangan dengan ideologi perjuangan kelompok tersebut.

Pernyataan itu sontak menuai kecaman dari berbagai kalangan, termasuk tokoh adat, tokoh agama, dan aktivis kemanusiaan di Papua. Mereka menilai bahwa klaim tersebut menunjukkan bahwa OPM telah menyimpang jauh dari kepentingan rakyat Papua dan justru menjadi sumber penderitaan yang berkepanjangan.

Tokoh masyarakat Papua asal Kabupaten Puncak, Yulianus Murib, menegaskan bahwa pernyataan tersebut menjadi bukti bahwa OPM tidak lagi memperjuangkan kesejahteraan rakyat, melainkan hanya mempertahankan kekuasaan kelompok tertentu dengan mengorbankan kehidupan masyarakat sipil.

“Kalau benar mereka tidak ingin Papua maju, lalu untuk siapa perjuangan itu? Masyarakat Papua butuh sekolah, butuh rumah sakit, dan ingin hidup damai. Apa salahnya kalau anak-anak kami menjadi guru, dokter, atau pengusaha sukses?” ujar Yulianus dengan nada kecewa, Selasa (27/5/2025).

Sementara itu, Pendeta Dominggus Tabuni dari Lembaga Gereja Baptis Papua menyayangkan sikap tertutup dan ideologi eksklusif yang dianut oleh OPM. Menurutnya, Tuhan menciptakan manusia untuk berkembang dan membangun kehidupan yang lebih baik, bukan untuk terus menderita.

“Perjuangan tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan kemajuan. Menghalangi anak-anak Papua mendapatkan pendidikan atau menghancurkan fasilitas kesehatan adalah tindakan tidak bermoral,” ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik di wilayah Papua. Namun, setiap upaya tersebut kerap dihalangi atau dirusak oleh aksi kekerasan kelompok bersenjata OPM. Sekolah dibakar, tenaga kesehatan diintimidasi, dan masyarakat yang mendukung pembangunan sering menjadi sasaran teror.

Aktivis hak asasi manusia lokal, Maria Nawipa, menambahkan bahwa pola pikir OPM sudah tidak relevan dengan kondisi Papua saat ini. Menurutnya, masyarakat sudah semakin sadar bahwa kemajuan dan perdamaian jauh lebih penting daripada kekerasan dan ideologi sempit.

“Rakyat Papua tidak bodoh. Mereka bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah. Jika OPM terus bertindak seperti ini, mereka akan semakin kehilangan dukungan,” tegas Maria.

Kini, masyarakat Papua semakin berani menyuarakan aspirasi untuk hidup damai dan sejahtera. Mereka menolak dijadikan alat oleh kelompok yang ingin mempertahankan kekacauan. Kemajuan bukanlah ancaman, tetapi harapan yang nyata bagi generasi penerus Papua.