OPM Semakin Brutal, Tembak ODGJ yang Disangka Intel TNI di Intan Jaya

Daerah, Hukrim3 views

buletinjubi.com-Kekejaman Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali memakan korban. Kali ini, yang menjadi sasaran adalah seorang perempuan dengan gangguan jiwa (ODGJ) bernama Mama Hertina. Peristiwa tragis ini terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, ketika Mama Hertina ditembak oleh kelompok OPM karena diduga sebagai intelijen TNI. Peristiwa ini menambah daftar panjang tindakan brutal OPM terhadap warga sipil tak bersalah.

Insiden penembakan terhadap Mama Hertina terjadi pada Kamis (29/5/2025), ketika ia terlihat berjalan tanpa arah di sekitar Kampung Jaindapa. Warga sekitar mengenal korban sebagai salah satu warga yang mengalami gangguan jiwa sejak lama dan tidak pernah terlibat dalam urusan politik maupun keamanan. Namun, kelompok OPM justru mencurigainya sebagai mata-mata militer dan menembaknya dari jarak dekat.

Tokoh masyarakat Intan Jaya, Lukas Sondegau, menyampaikan kemarahannya atas tindakan keji tersebut. Ia menyebut tindakan OPM kali ini benar-benar mencoreng nilai kemanusiaan dan tidak bisa diterima akal sehat.

“Mama Hertina adalah warga yang sakit. Semua orang di kampung tahu itu. Tapi mereka tetap menembaknya. Ini bukan perjuangan, ini kebiadaban,” tegas Lukas saat diwawancarai

Menurut Lukas, kejadian tersebut menciptakan ketakutan baru di tengah masyarakat, terutama terhadap kelompok yang selama ini mengklaim memperjuangkan hak rakyat Papua. Ia meminta agar masyarakat tidak lagi mendukung gerakan yang hanya membawa penderitaan dan kematian bagi warga sipil.

Hal senada disampaikan oleh tokoh gereja lokal, Pdt. Markus Kobogau, yang menyesalkan sikap brutal OPM terhadap perempuan dan warga yang lemah.

“Seharusnya OPM melindungi orang lemah kalau memang mereka mengaku pejuang. Tapi nyatanya mereka menembak perempuan sakit jiwa tanpa belas kasihan. Ini adalah pelanggaran terhadap nilai adat, agama, dan kemanusiaan,” katanya.

Penembakan terhadap Mama Hertina menambah deretan kasus kekerasan terhadap warga sipil di Intan Jaya yang dilakukan oleh OPM. Sebelumnya, kelompok bersenjata ini juga dilaporkan melakukan intimidasi terhadap guru, tenaga kesehatan, dan warga yang dianggap mendukung kehadiran negara di wilayah tersebut.

Aktivis kemanusiaan Papua, Yohana Wenda, mendesak dunia internasional dan lembaga-lembaga hak asasi manusia untuk membuka mata atas kekejaman yang dilakukan oleh kelompok separatis di Papua.

“Ini bukan perjuangan membela rakyat. Ini adalah teror. Dunia harus tahu bahwa banyak korban dari kalangan perempuan, anak-anak, dan orang sakit jiwa yang menjadi sasaran kekerasan,” ujarnya.

Hingga saat ini, aparat keamanan masih melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian dan berupaya menenangkan warga. Pemerintah daerah dan tokoh adat setempat turut memberikan dukungan moril kepada keluarga korban dan masyarakat terdampak.