OPM Mulai Tebarkan Isu Provokatif Melalui Mahasiswa

Pendidikan43 views

buletinjubi.com-Upaya Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam menyebarkan pengaruhnya semakin meluas, kali ini menyasar kalangan intelektual muda, khususnya mahasiswa Papua yang tengah menempuh pendidikan di berbagai kota besar di Indonesia. Melalui berbagai forum diskusi, media sosial, hingga kegiatan mahasiswa, OPM diduga mulai menanamkan isu-isu provokatif yang bertujuan menggiring opini dan menciptakan ketegangan horizontal.

Menurut sejumlah tokoh masyarakat, modus yang digunakan OPM bukan hal baru, tetapi kini dikemas lebih rapi dan menyasar segmen yang lebih strategis. Dalam beberapa bulan terakhir, beredar selebaran, konten digital, dan ajakan mengikuti demonstrasi yang membawa narasi separatisme dan anti-pemerintah. Isu yang diangkat pun cenderung bersifat provokatif, seperti tudingan pelanggaran HAM oleh negara, pengusiran investor dari Papua, serta narasi keliru tentang pengungsian massal.

Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Papua di Yogyakarta, Yohanes Douw, menyatakan kekhawatirannya atas pola gerakan yang dilakukan OPM melalui mahasiswa. “Mahasiswa itu aset bangsa, bukan alat propaganda. Kami melihat ada upaya penyusupan pemikiran radikal dengan balutan perjuangan kemanusiaan. Ini harus dicegah sejak dini,” tegas Yohanes.

Pendeta Daniel Kobak, tokoh agama asal Wamena, juga menyoroti maraknya narasi yang tidak berdasar namun dikemas seolah-olah fakta. “Ada upaya memutarbalikkan realita Papua. Pemerintah sudah banyak hadir di Papua dengan program pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur. Tapi yang disebarkan malah seolah Papua dalam penderitaan terus-menerus. Ini bentuk pembodohan terhadap generasi muda kita,” ujarnya.

Penyebaran provokasi melalui mahasiswa ini juga menjadi perhatian akademisi. Dr. Albertus Yoman, pengamat pendidikan dan sosial Papua, menyampaikan bahwa penting bagi kampus untuk memberikan pendampingan dan literasi kebangsaan yang kuat kepada mahasiswa Papua. “Jangan sampai kampus justru jadi tempat penyebaran ideologi yang merusak persatuan. Mahasiswa Papua harus kritis, tapi tetap dalam bingkai NKRI,” jelasnya.

Pemerintah daerah dan tokoh adat kini tengah berupaya membangun komunikasi intensif dengan para mahasiswa Papua yang tersebar di luar wilayah untuk memastikan mereka tidak terpapar isu menyesatkan. Sejumlah program pembinaan juga sedang dirancang untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan pemahaman sejarah Papua yang komprehensif.

Isu-isu provokatif yang dibawa oleh OPM melalui mahasiswa dapat menjadi ancaman serius bagi stabilitas sosial dan masa depan generasi muda Papua. Oleh karena itu, seluruh elemen bangsa baik orang tua, tokoh adat, kampus, hingga pemerintah harus bergandengan tangan untuk mencegah penyebaran ideologi yang dapat merusak integrasi nasional.