OPM Membunuh Masyarakat Sendiri, Namun Tuduh Orang Lain Sebagai Pelakunya

Hukrim6 views

Dalam berbagai insiden kekerasan yang terjadi di wilayah konflik Papua, pola manipulasi informasi yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin terungkap ke publik. Salah satu pola yang kerap ditemukan adalah tindakan kekerasan, termasuk pembunuhan terhadap masyarakat sipil oleh kelompok OPM sendiri, namun kemudian menuduh pihak lain terutama aparat keamanan sebagai pelakunya. Strategi ini tidak hanya menciptakan kebingungan, tetapi juga bertujuan memecah belah dan membalikkan opini masyarakat.

Sejumlah kasus pembunuhan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan indikasi kuat adanya upaya pengaburan fakta oleh OPM. Dalam beberapa kejadian, warga sipil yang dikenal menolak ikut serta dalam gerakan separatis justru menjadi sasaran kekerasan. Namun, OPM dengan cepat menyebarkan narasi bahwa tindakan tersebut dilakukan oleh aparat keamanan, tanpa bukti yang sah.

Tokoh masyarakat di Kabupaten Intan Jaya, Lukas Sondegau, menyebut bahwa masyarakat sudah mulai jenuh dengan kebohongan yang terus digaungkan oleh kelompok OPM. “Warga tahu siapa yang sering datang ke kampung membawa senjata dan melakukan ancaman. Kalau ada warga yang dibunuh, masyarakat juga tahu siapa pelakunya. Tapi OPM selalu tuduh TNI atau polisi,” ujar Lukas, Selasa (24/6/2025).

Sementara itu, Pendeta Daniel Gwijangge dari Nduga menyayangkan cara-cara OPM yang terus menebar kebohongan di tengah masyarakat. Ia menilai bahwa pola tersebut hanya memperburuk situasi dan memperpanjang penderitaan rakyat. “Tuhan tidak membenarkan tipu daya. Membunuh orang sendiri lalu menuduh orang lain, itu dosa besar. Rakyat tidak bodoh, mereka melihat dan merasakan siapa yang sebenarnya menebar teror,” tegasnya.

Tokoh pemuda Papua, Jhon Wenda, mengajak generasi muda untuk lebih kritis terhadap informasi yang disebar oleh kelompok separatis. Menurutnya, banyak narasi yang dibuat OPM sengaja dimanipulasi agar seolah-olah aparat keamanan menjadi ancaman utama, padahal kenyataannya justru sebaliknya. “Kalau OPM benar perjuangannya, kenapa rakyat terus jadi korban? Kenapa anak-anak takut ke sekolah, dan pasar sepi karena takut tembakan?” kata Jhon.

Dengan terbukanya pemahaman masyarakat terhadap pola-pola manipulasi informasi ini, harapan untuk Papua yang damai dan bebas dari kekerasan semakin kuat. Masyarakat kini semakin berani menyuarakan kebenaran dan menolak dijadikan alat propaganda oleh kelompok yang hanya membawa penderitaan. OPM yang terus melakukan kekerasan sembari memutarbalikkan fakta, kini kehilangan simpati rakyatnya sendiri.