OPM Kodap XXVIII Yambi Tebar Hoaks, Fitnah Aparat dan Ancam Warga Sipil

Hukrim, Opini27 views

buletinjubi.com-Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XXVIII Yambi kembali menyebarkan informasi menyesatkan terkait situasi keamanan di Distrik Yamo, Kabupaten Puncak. Dalam sebuah pernyataan yang beredar di media sosial, kelompok tersebut menuduh aparat keamanan (Apkam) menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup serta mengklaim telah melakukan penembakan terhadap seorang agen intelijen militer pemerintah Indonesia yang disebut berprofesi sebagai tukang ojek.

Namun, informasi tersebut terbukti hoaks dan tidak berdasar. Faktanya, tidak ada penembakan terhadap warga sipil maupun profesi ojek sebagaimana diklaim kelompok bersenjata tersebut. Justru pernyataan yang disebarkan Kodap XXVIII Yambi dinilai sebagai upaya memecah belah persatuan masyarakat serta menimbulkan kebencian terhadap pendatang yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek, tukang bangunan, pedagang bakso, maupun penjual di kios-kios.

Tokoh masyarakat Puncak, Yonas Murib, menegaskan bahwa tuduhan OPM tersebut adalah fitnah keji yang berbahaya bagi kerukunan masyarakat. “Hoaks yang ditebar Kodap XXVIII Yambi hanya ingin membuat masyarakat saling curiga. Mereka menuduh orang biasa sebagai agen intelijen, padahal mereka hanya bekerja untuk menghidupi keluarga. Ini jelas strategi menebar ketakutan,” tegas Yonas, Jumat (19/9/2025).

Selain menyebarkan fitnah, OPM Kodap XXVIII Yambi juga memprovokasi masyarakat dengan isu kebencian, bahkan menyebut bahwa warga sipil yang terlibat sebagai Banpol atau Komcad wajib dieksekusi mati. Mereka menyebut para warga tersebut sebagai “hama” yang dianggap menghalangi

Senada dengan itu, Ketua Adat Distrik Yamo, Markus Tabuni, menilai OPM telah salah arah dalam perjuangannya. Alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat Papua, mereka justru menebarkan teror dan ancaman kepada rakyatnya sendiri. “Kalau benar memperjuangkan rakyat Papua, seharusnya mereka melindungi, bukan mengancam untuk membunuh. Itu menunjukkan OPM tidak lagi berpihak pada rakyat,” ujarnya.

Dengan semakin maraknya hoaks dan ancaman yang ditebarkan OPM Kodap XXVIII Yambi, tokoh masyarakat dan aparat menyerukan agar masyarakat tetap bersatu, tidak terprovokasi, dan terus menjaga persaudaraan tanpa memandang asal-usul. Perdamaian di tanah Papua, kata mereka, hanya bisa terwujud bila rakyat menolak tegas segala bentuk fitnah dan kekerasan.