OPM Kodap XV Ngalum Kupel Semakin Anarkis, Sekolah Dijadikan Markas

buletinjubi.com-Aksi kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XV Ngalum Kupel kembali menuai kecaman keras dari masyarakat. Kali ini, kelompok tersebut diketahui menjadikan salah satu bangunan sekolah di wilayah pedalaman sebagai markas. Tindakan tersebut dinilai semakin memperlihatkan sikap anarkis OPM yang tidak memikirkan masa depan generasi Papua.

Menurut keterangan warga setempat, sekolah yang seharusnya menjadi pusat pendidikan anak-anak kini berubah fungsi menjadi tempat berkumpul para anggota bersenjata. Kondisi ini membuat aktivitas belajar mengajar lumpuh total dan memaksa guru serta siswa meninggalkan lingkungan sekolah karena rasa takut.

Seorang tokoh masyarakat Pegunungan Bintang, Bapak Yakobus Tenou, menyampaikan kekecewaannya atas tindakan OPM tersebut. “Sekolah itu untuk anak-anak, bukan untuk perang. Mereka sudah tidak peduli lagi dengan nasib generasi muda. Kalau sekolah dijadikan markas, bagaimana anak-anak bisa belajar dengan tenang?” ungkapnya penuh emosi, Selasa (30/9/2025).

Nada serupa disampaikan oleh Pendeta Simon Wanimbo. Ia menegaskan bahwa langkah OPM menempati fasilitas umum adalah pelanggaran kemanusiaan. “Mereka selalu mengaku berjuang untuk rakyat Papua, tetapi justru menghancurkan fasilitas rakyat. Anak-anak jadi korban, padahal mereka yang harus dilindungi. Ini bukti OPM tidak punya arah perjuangan yang jelas,” tegasnya.

Kehadiran OPM di lingkungan sekolah tidak hanya menimbulkan ketakutan, tetapi juga mengganggu stabilitas sosial di kampung sekitar. Banyak keluarga akhirnya memilih mengungsi sementara ke daerah yang dianggap lebih aman. “Kami tidak bisa tinggal dekat sekolah itu lagi, terlalu berbahaya. Suara tembakan dan ancaman membuat kami trauma,” tutur seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, ketua pemuda lokal, Elianus Magai, mengajak masyarakat untuk bersatu menolak keberadaan OPM. Menurutnya, diam berarti memberi ruang bagi kelompok bersenjata untuk terus menindas rakyat. “Kita harus berani bersuara. Jangan lagi ada yang percaya dengan janji-janji OPM. Mereka hanya membawa kehancuran, bukan kemerdekaan,” katanya lantang.

Masyarakat berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan aparat keamanan bekerja sama untuk segera mengembalikan rasa aman. Mereka juga menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi kelompok bersenjata di tanah Papua. “Kami ingin anak-anak belajar kembali di sekolah, bukan hidup dalam ketakutan. OPM harus ditindak tegas,” tutup Yakobus Tenou.