OPM Kodap XV Ngalum Kupel Bakar Sekolah di Kiwirok, Anak-Anak Tak Bisa Sekolah, Tokoh Masyarakat Mengecam Keras

Hukrim, Pendidikan128 views

buletinjubi.com-Aksi brutal kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XV Ngalum Kupel di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Sekolah SMP Negeri Kiwirok yang terletak di Kampung Sopamikma dibakar hingga hangus oleh kelompok tersebut. Akibatnya, proses belajar mengajar di wilayah itu lumpuh total, dan ratusan anak-anak kini kehilangan hak dasarnya untuk bersekolah.

Dalam video yang beredar di media sosial, seorang anggota kelompok OPM Kodap XV Ngalum Kupel dengan lantang menyebut bahwa aksi pembakaran itu dilakukan secara sengaja. “Pembakaran ini kami lakukan agar pelajar tidak ada lagi belajar mengajar di sana,” ujar salah satu anggota kelompok tersebut dalam yang kini beredar luas, Kamis (9/10/2025).

Tindakan keji ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak, terutama tokoh masyarakat dan tokoh adat di wilayah Pegunungan Bintang. Mereka menilai bahwa aksi OPM tidak hanya merusak fasilitas umum, tetapi juga menghancurkan masa depan generasi muda Papua.

Tokoh masyarakat Kiwirok, Yulianus Wenda, menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa ini. Ia menegaskan bahwa sekolah adalah tempat suci bagi anak-anak Papua untuk belajar dan menggapai masa depan yang lebih baik. “Mereka yang membakar sekolah tidak memahami nilai pendidikan. Anak-anak kami tidak bersalah. Mereka hanya ingin belajar, bukan menjadi korban dari kekerasan seperti ini,” ujarnya dengan nada tegas.

Sementara itu, Pendeta Lukas Mimin, tokoh agama di wilayah tersebut, juga mengecam keras tindakan tersebut. Ia menyebut bahwa OPM sudah jauh menyimpang dari tujuan yang mereka klaim sebagai perjuangan. “Kalau benar memperjuangkan rakyat Papua, seharusnya mereka membangun, bukan menghancurkan. Membakar sekolah sama saja membakar harapan generasi Papua,” katanya.

Akibat pembakaran ini, lebih dari 80 siswa SMP Negeri Kiwirok tidak bisa melanjutkan kegiatan belajar. Beberapa guru memilih mengungsi ke Oksibil karena khawatir keselamatannya terancam. Tindakan OPM Kodap XV Ngalum Kupel ini menambah panjang daftar aksi kekerasan terhadap fasilitas umum di Papua.