OPM Kodap VIII Intanjaya Lakukan Penghadangan di Jalan Trans Nabire, Tewaskan Warga Sipil Papua

Daerah, Hukrim21 views

buletinjubi.com-Aksi kekerasan kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Intan Jaya. Kali ini, kelompok OPM yang berada di bawah komando Aibon Kogoya, pimpinan Kodap VIII Intanjaya, melakukan penghadangan brutal di Jalan Trans Nabire, yang mengakibatkan satu orang masyarakat sipil asal suku Papua tewas di tempat.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada Minggu (19/10/2025) sore, ketika korban tengah melintas menggunakan kendaraan mobil Tanpa alasan yang jelas, kelompok OPM yang dipimpin langsung oleh Aibon Kogoya melakukan penembakan secara membabi buta ke arah pengguna jalan. Korban yang tidak bersenjata dan tidak terlibat dalam aktivitas apa pun terkait aparat keamanan menjadi sasaran kekerasan hingga meninggal dunia di lokasi kejadian.

Tokoh masyarakat Intan Jaya, Yulianus Wandikbo, menyatakan bahwa tindakan OPM kali ini telah melampaui batas kemanusiaan. “Korban adalah anak asli Papua yang mencari nafkah untuk keluarganya. Tindakan Aibon Kogoya dan kelompoknya ini tidak lagi bisa disebut perjuangan, tetapi pembunuhan terhadap saudara sendiri,” ujar Yulianus dengan nada tegas, Senin (20/10/2025).

Peristiwa penghadangan dan penembakan ini menambah daftar panjang kekerasan yang dilakukan oleh OPM Kodap VIII Intanjaya terhadap masyarakat sipil. Banyak pihak menilai bahwa tindakan brutal semacam ini justru semakin mengisolasi kelompok OPM dari dukungan masyarakat Papua sendiri.

Tokoh adat Intan Jaya, Nikolas Tabuni, menegaskan bahwa rakyat Papua sejatinya menginginkan kedamaian. “Kami sudah lelah dengan darah dan air mata. Jalan Trans Nabire itu untuk masyarakat mencari kehidupan, bukan tempat perang. Aibon Kogoya harus berhenti membawa penderitaan bagi orang Papua,” tuturnya penuh harap.

Masyarakat kini berharap agar situasi segera pulih dan aktivitas perekonomian dapat kembali berjalan normal. Keinginan yang sama juga disuarakan oleh para tokoh adat dan masyarakat, yang mendesak pemerintah serta aparat keamanan untuk menindak tegas pelaku agar kejadian serupa tidak terulang lagi di Tanah Papua.