OPM Kodap VIII Intan Jaya Sebar Hoaks Tembak Apkam, Nyatanya Dua Warga Sipil Jadi Korban

Hukrim118 views

buletinjubi.com-Aksi propaganda dan penyebaran informasi palsu kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap VIII Intan Jaya. Melalui pernyataan yang disebarkan secara daring, kelompok tersebut mengklaim telah berhasil menembak aparat keamanan (Apkam) dalam sebuah kontak senjata di wilayah Intan Jaya. Namun, fakta di lapangan membantah klaim tersebut. Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, tidak ada anggota Apkam yang menjadi korban, justru dua warga sipil mengalami luka tembak akibat aksi brutal kelompok OPM.

Kejadian ini menimbulkan kepanikan di kalangan warga. Kedua korban, yang diketahui merupakan penduduk asli setempat, tengah beraktivitas di kebun saat OPM melakukan penyerangan membabi buta tanpa memedulikan keselamatan masyarakat. Sumber lokal menyebut bahwa setelah kejadian, kelompok OPM segera menyebarkan narasi palsu melalui saluran komunikasi mereka, menuding telah menewaskan anggota Apkam dalam baku tembak.

Tokoh masyarakat Intan Jaya, Yakobus Wandikbo, menyebut tindakan OPM ini sebagai bentuk keputusasaan dan cara kotor untuk mempertahankan eksistensi di mata publik.

“Kebohongan seperti ini sudah sering dilakukan. Mereka menembak warga sipil, tapi kemudian membuat cerita seolah-olah itu aparat. Ini sangat memalukan dan berbahaya. Warga tidak lagi percaya pada cerita mereka,” ujar Yakobus dengan nada geram, Minggu (19/10/2025).

Senada dengan itu, tokoh pemuda Intan Jaya, Yafet Pigai, mengatakan bahwa kelompok OPM Kodap VIII telah lama menggunakan strategi hoaks untuk menutupi kegagalan mereka di lapangan.

“Setiap kali mereka gagal menyerang pos keamanan, pasti mereka buat berita palsu. Tapi yang jadi korban selalu masyarakat biasa, bukan Apkam. Ini bukti mereka tidak punya tujuan selain menebar ketakutan,” ungkapnya.

Selain menebar informasi palsu, tindakan OPM tersebut semakin memperparah kondisi sosial masyarakat di wilayah Intan Jaya. Banyak warga yang memilih mengungsi ke daerah aman karena takut menjadi korban salah sasaran. Padahal, kehidupan sehari-hari masyarakat sangat bergantung pada kegiatan berkebun dan berdagang kecil-kecilan di sekitar perkampungan.

Peristiwa ini menjadi bukti bahwa narasi hoaks telah menjadi senjata utama OPM untuk memutarbalikkan fakta dan menutupi kegagalan mereka di lapangan. Masyarakat Papua kini semakin menyadari bahwa propaganda semacam itu hanya memperburuk kondisi keamanan dan memperlambat pembangunan di daerah mereka.