OPM Kodap VIII Intan Jaya Kembali Tewaskan Warga Sipil Secara Sadis

buletinjubi.com-Kekejaman kembali terjadi di Tanah Papua. Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap VIII Intan Jaya dilaporkan melakukan aksi sadis yang menewaskan seorang warga sipil di wilayah tersebut. Aksi brutal ini menambah daftar panjang kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata terhadap masyarakat tak bersalah yang hanya ingin hidup tenang dan damai.

Aksi biadab tersebut kemudian dikaitkan dengan pernyataan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, yang dalam siaran persnya menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas siapa pun yang melawan perintah kelompok bersenjata di wilayah konflik. “Mereka yang melawan perintah TPNPB di wilayah konflik akan kami tindak tegas, dan biarkan tanah Papua ini tertinggal dan tidak memiliki akses,” ujar Sebby, Jumat (10/10/2025).

Selain itu, kelompok tersebut juga mengeluarkan ancaman terbuka terhadap warga asli Papua yang terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur. Dalam pernyataan yang sama, TPNPB menuding keterlibatan warga lokal sebagai bentuk kerja sama dengan aparat pemerintah Indonesia yang dianggap mengancam kelestarian alam dan situs keramat di Intan Jaya. “Orang asli Papua yang membawa alat berat ke wilayah keramat dianggap sebagai agen intelijen militer Indonesia dan siap ditempatkan mati di medan konflik,” lanjut pernyataan tersebut.

Pernyataan tersebut menuai kecaman dari berbagai kalangan, terutama para tokoh masyarakat di Intan Jaya. Kepala Suku Intan Jaya, Yonas Madai, menilai tindakan OPM sudah jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan semangat perjuangan rakyat Papua yang sejati. “Bagaimana mungkin mereka mengaku berjuang untuk rakyat Papua, tapi justru membunuh orang Papua sendiri? Ini bukan perjuangan, tapi kejahatan,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa masyarakat kini hidup dalam ketakutan akibat ancaman kelompok bersenjata yang menghalangi pembangunan dan menghambat kesejahteraan rakyat.

Peristiwa tragis ini kembali menegaskan bahwa OPM bukan lagi simbol perjuangan rakyat Papua, melainkan kelompok kekerasan yang menebar ketakutan dan penderitaan bagi sesama. Sementara masyarakat Intan Jaya berharap, kehadiran aparat dan pembangunan dapat terus berlanjut, agar Papua bisa bangkit dari keterisolasian dan hidup damai di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berita Lainnya