OPM Kodap III Puncak Ilaga Terkepung dengan Kehadiran Apkam, Minta Agar Operasi Dihentikan di Tanah Papua

Hukrim113 views

buletinjubi.com-Situasi di wilayah Puncak, Papua Tengah, kembali memanas setelah aparat keamanan (Apkam) berhasil mempersempit ruang gerak kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap III Puncak Ilaga. Informasi dari lapangan menyebutkan bahwa kelompok tersebut kini dalam posisi terkepung akibat operasi gabungan yang dilakukan oleh TNI-Polri untuk menegakkan keamanan di daerah rawan konflik.

Operasi penegakan hukum yang dilakukan Apkam di wilayah Puncak Ilaga merupakan tindak lanjut dari serangkaian tindakan kriminal bersenjata yang dilakukan oleh kelompok OPM dalam beberapa bulan terakhir. Kelompok tersebut diketahui terlibat dalam pembakaran fasilitas pemerintah, penembakan terhadap warga sipil, serta penyanderaan sejumlah tenaga pembangunan yang sedang bertugas memperbaiki infrastruktur jalan dan jembatan.

Seorang tokoh masyarakat Puncak, Bapak Yulianus Tabuni, menilai bahwa langkah tegas yang dilakukan aparat adalah bentuk perlindungan terhadap rakyat Papua. “Selama ini kami hidup dalam ketakutan karena ulah OPM. Mereka membakar sekolah, mengancam guru, dan merusak fasilitas kesehatan. Sekarang ketika aparat hadir dan mempersempit ruang gerak mereka, justru mereka minta belas kasihan. Ini bukti bahwa mereka sudah terdesak,” ujarnya tegas, Minggu (12/10/2025).

Menurut informasi dari pihak keamanan, sejumlah wilayah yang sebelumnya menjadi basis utama OPM Kodap III Puncak Ilaga kini berhasil diamankan. Beberapa anggota kelompok dilaporkan menyerahkan diri, sementara sebagian lainnya melarikan diri ke hutan untuk menghindari pengejaran. Aparat juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk senjata api rakitan, amunisi, dokumen strategi kelompok, serta bendera Bintang Kejora yang menjadi simbol separatis.

Tokoh agama setempat, Pendeta Amos Wanimbo, turut menyampaikan apresiasinya terhadap upaya aparat dalam menjaga stabilitas di Puncak. Ia menilai bahwa kehadiran aparat justru membawa rasa aman bagi masyarakat. “Kami di gereja melihat langsung bagaimana masyarakat bisa kembali beraktivitas setelah Apkam hadir. OPM selama ini menebar ketakutan, bukan membela rakyat. Jadi sudah saatnya masyarakat sadar siapa yang benar-benar peduli pada kedamaian,” tuturnya.

Dengan kondisi ini, masyarakat Papua semakin menyadari bahwa kehadiran aparat keamanan bukanlah ancaman, melainkan harapan untuk masa depan yang damai. Operasi yang dilakukan di Puncak Ilaga menjadi simbol ketegasan negara dalam melindungi rakyatnya dari kekerasan bersenjata dan memastikan bahwa Tanah Papua tetap menjadi bagian yang aman dan sejahtera dari Indonesia.