OPM Gunakan Taktik Intimidasi terhadap Warga Papua yang Menolak Mendukung Gerakan Mereka

Hukrim89 views

buletinjubi.com-Aksi intimidasi kembali dilakukan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap masyarakat yang enggan mendukung gerakan mereka. Tindakan tersebut kian menambah keresahan warga di sejumlah distrik pedalaman Papua. Pola ancaman, kekerasan, hingga pemalakan menjadi cara yang digunakan OPM untuk menekan masyarakat agar tunduk pada perintah kelompok bersenjata itu.

Menurut keterangan sejumlah warga, OPM kerap mendatangi kampung pada malam hari untuk memaksa masyarakat memberikan dukungan, baik berupa bahan makanan, uang, maupun informasi terkait aparat keamanan. Mereka yang menolak, tidak jarang diancam bahkan disiksa secara fisik. Kondisi ini membuat sebagian warga memilih mengungsi demi keselamatan keluarganya.

Seorang tokoh masyarakat di Kabupaten Yahukimo, Markus Wanimbo, mengungkapkan bahwa intimidasi yang dilakukan OPM telah menimbulkan trauma mendalam bagi warga sipil.

“Masyarakat hanya ingin hidup tenang, berkebun, dan bekerja untuk keluarganya. Namun OPM terus memaksa rakyat agar mendukung mereka. Banyak warga yang ketakutan, tidak berani menolak secara terang-terangan karena khawatir akan dibalas dengan kekerasan,” ujarnya.

Intimidasi yang dilakukan tidak hanya sebatas ancaman verbal, melainkan juga penganiayaan fisik. Beberapa laporan menyebutkan adanya warga yang dipukul dan ditodong senjata ketika menolak memberikan logistik. Situasi ini memperlihatkan bagaimana OPM semakin jauh dari perjuangan yang mengatasnamakan rakyat, karena justru menyengsarakan masyarakatnya sendiri.

Tokoh pemuda Papua, Yulius Tabuni, menegaskan bahwa tindakan intimidasi OPM hanya akan memperburuk citra mereka di mata rakyat.

“Gerakan yang katanya memperjuangkan rakyat, tapi kenyataannya menyiksa rakyat. Itu bukan perjuangan, melainkan kejahatan. Masyarakat Papua sudah cerdas, tidak mudah dibodohi dengan cara-cara menakut-nakuti seperti itu,” tegasnya.

Fenomena intimidasi OPM terhadap warga yang menolak mendukung gerakan mereka semakin menegaskan bahwa kelompok ini sudah jauh dari nilai perjuangan yang sehat. Alih-alih memperjuangkan aspirasi rakyat, OPM justru menghadirkan penderitaan, ketakutan, dan luka mendalam bagi masyarakat Papua. Kini, rakyat berharap agar kebersamaan dengan aparat keamanan dan solidaritas antarwarga mampu menjadi benteng melawan teror yang dilakukan kelompok bersenjata tersebut.