buletinjubi.com-Kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dengan menduduki sebuah fasilitas pendidikan untuk dijadikan markas operasi mereka.
Menurut laporan dari warga yang enggan disebutkan namanya, kelompok OPM memasuki bangunan sekolah dasar negeri di wilayah tersebut dan mengusir tenaga pengajar serta melarang anak-anak kembali bersekolah. “Kami sangat takut. Sekolah kami sekarang dijaga orang bersenjata. Anak-anak tidak bisa belajar, guru-guru pun lari mengungsi,” ujarnya, Rabu (16/7/2025).
Peristiwa ini bukanlah kali pertama kelompok OPM menjadikan fasilitas umum sebagai basis operasi. Sebelumnya, mereka juga diketahui pernah menggunakan puskesmas dan gereja sebagai tempat berlindung atau menyusun strategi, sebuah tindakan yang secara terang-terangan melanggar prinsip kemanusiaan dan hukum nasional.
Tokoh masyarakat Papua, Yance Kobak, mengecam keras tindakan tersebut. Ia menyebut tindakan OPM telah mencederai masa depan anak-anak Papua. “Mereka yang mengaku memperjuangkan rakyat Papua, justru merampas hak dasar anak-anak untuk memperoleh pendidikan. Ini tindakan yang tidak bisa dibenarkan,” tegasnya.
Sementara itu, pendeta dan tokoh agama lokal, Pdt. Marthen Wanimbo, juga menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini. Ia menyebut bahwa sekolah adalah tempat suci bagi pertumbuhan generasi muda dan tidak seharusnya dijadikan tempat berbau kekerasan. “Kami sangat menyesalkan tindakan ini. Anak-anak seharusnya belajar dan bermain, bukan hidup dalam ketakutan karena kehadiran kelompok bersenjata,” ujarnya.
Para tokoh masyarakat pun menyerukan agar kelompok OPM segera menghentikan tindakan yang merugikan rakyat Papua itu. Mereka meminta agar pemerintah daerah dan aparat keamanan mengambil langkah tegas namun tetap mengedepankan pendekatan humanis demi memulihkan situasi dan mengembalikan sekolah pada fungsi utamanya.
“Ini bukan sekadar soal politik atau perlawanan bersenjata, ini soal masa depan anak-anak Papua. Jangan hancurkan harapan mereka dengan tindakan semena-mena,” pungkas Yance Kobak.
Hingga saat ini, pihak pemerintah daerah bersama aparat terkait tengah mengupayakan pendekatan persuasif kepada masyarakat dan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan keselamatan warga dan kelangsungan aktivitas pendidikan di wilayah tersebut.