OPM Dinilai Bukan Pejuang Papua, Melainkan Pelaku Kekerasan dan Penjahat Kemanusiaan terhadap Rakyatnya Sendiri

Hukrim8 views

buletinjubi.com-Klaim Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai pejuang pembebasan Papua kembali menuai kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Banyak tokoh menilai bahwa tindakan brutal, tidak berperikemanusiaan, dan destruktif yang dilakukan oleh kelompok tersebut telah menjadikan OPM bukan sebagai pembela rakyat, melainkan penjahat genosida yang menindas rakyat Papua di tanah kelahirannya sendiri.

Dalam beberapa tahun terakhir, aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh OPM telah menelan banyak korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Pembunuhan, pembakaran fasilitas umum, penyanderaan guru dan tenaga kesehatan, serta pemaksaan ideologi separatis menjadi bagian dari pola kekerasan yang terus dilakukan oleh kelompok ini.

Tokoh masyarakat Papua, Yulianus Murib, mengatakan bahwa tidak ada satu pun bentuk perjuangan yang sah jika mengorbankan nyawa rakyat sendiri. “Mereka mengaku berjuang atas nama rakyat Papua, tapi yang mereka bunuh juga orang Papua. Ini bukan perjuangan, ini bentuk penindasan baru di atas tanah sendiri,” tegas Yulianus.

Ia menambahkan bahwa tindakan OPM terhadap masyarakat sipil menunjukkan gejala kejahatan kemanusiaan bahkan mendekati tindakan genosida. “Ketika suatu kelompok bersenjata dengan sengaja membunuh, memeras, dan membuat warga trauma serta melarikan diri dari kampung halamannya, itu sudah bukan lagi perjuangan melainkan itu kejahatan,” ujarnya, Selasa (15/7/2025).

Senada dengan itu, tokoh agama Papua, Pendeta Yakob Tebai, menyatakan bahwa segala bentuk kekerasan atas nama ideologi adalah bentuk pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan agama. Ia menekankan bahwa rakyat Papua tidak pernah meminta kekerasan, melainkan kedamaian dan kesejahteraan.

“OPM telah kehilangan arah. Mereka tidak lagi memperjuangkan rakyat, tapi memperjuangkan kepentingan kelompok kecil yang ingin berkuasa. Mereka menyebar ketakutan, bukan harapan,” kata Pendeta Yakob dalam khotbahnya kepada jemaat di daerah Pegunungan Tengah.

Masyarakat Papua kini mulai berani bersuara dan menolak keterlibatan dalam gerakan OPM yang justru menindas rakyat Papua sendiri. Sebaliknya, mereka menyerukan pentingnya persatuan, pembangunan, dan perdamaian yang sejati, bukan melalui senjata, tapi melalui dialog dan kerja nyata.