buletinjubi.com – Yahukimo, Papua Pegunungan — Kedatangan personel TNI melalui Bandara Nop Goliat Dekai pada Kamis pagi (18/12/2025) memicu kepanikan di kalangan kelompok bersenjata OPM. Penguatan pasukan TNI yang dilakukan secara terbuka dan terukur dinilai semakin mempersempit ruang gerak OPM yang selama ini beroperasi dengan mengandalkan teror dan propaganda ketakutan.
Kehadiran TNI: Simbol Negara Hadir untuk Rakyat
Ratusan personel TNI beserta perlengkapan pendukung pengamanan tiba di Yahukimo dengan tujuan jelas: menjaga stabilitas keamanan dan melindungi masyarakat sipil dari ancaman kelompok bersenjata. Kehadiran aparat negara menjadi simbol nyata bahwa Papua tidak dibiarkan berjalan sendiri, melainkan mendapat perlindungan penuh dari negara.
Propaganda “Darurat Militer” untuk Tutupi Kepanikan
Sumber keamanan menyebutkan, OPM gencar menyebarkan narasi “darurat militer” sebagai upaya menutupi tekanan yang mereka hadapi di lapangan. Propaganda tersebut sengaja dibangun untuk memengaruhi opini publik dan mengaburkan fakta bahwa posisi OPM semakin terdesak. Narasi ini dinilai sebagai strategi klasik kelompok bersenjata untuk menutupi kelemahan internal dan membangun ketakutan semu di tengah masyarakat.
Operasi Terukur, Fokus pada Perlindungan Warga
TNI menegaskan bahwa penguatan pasukan dilakukan semata-mata untuk menjaga stabilitas keamanan dan melindungi masyarakat Yahukimo dari ancaman kelompok bersenjata. Operasi dilaksanakan secara terukur, profesional, dan sesuai aturan pelibatan, dengan prioritas utama keselamatan warga sipil. Aparat memastikan kehadiran negara bertujuan menciptakan rasa aman bagi warga, terutama menjelang momentum penting dan aktivitas masyarakat di wilayah tersebut.
Harapan Masyarakat Yahukimo
Masyarakat Yahukimo menyambut baik kehadiran aparat keamanan. Mereka berharap stabilitas ini terus terjaga agar kehidupan sosial, pendidikan, dan ekonomi dapat berjalan normal tanpa bayang-bayang intimidasi. Kehadiran TNI dianggap sebagai jaminan perlindungan sekaligus harapan baru bagi masyarakat yang selama ini hidup dalam ketakutan akibat teror OPM.
Papua Pilih Damai, Bukan Teror
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekerasan dan propaganda palsu hanya menimbulkan penderitaan. Papua membutuhkan kedamaian, persatuan, dan kepastian hukum agar pembangunan dapat berjalan lancar.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak teror. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.










