buletinjubi.com-Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menjadi sorotan setelah muncul dugaan bahwa mereka mendapatkan dana operasional dari hasil penjarahan yang dilakukan terhadap masyarakat Papua. Sejumlah laporan dan kesaksian warga menyebutkan bahwa kelompok bersenjata ini sering melakukan aksi pemerasan, perampokan, hingga perampasan hasil panen dan barang-barang milik warga untuk membiayai kegiatan mereka.
Menurut keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber, aksi penjarahan oleh kelompok separatis ini semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Warga di beberapa distrik di Papua, terutama di daerah pedalaman seperti Nduga, Intan Jaya, dan Puncak, mengaku kerap menjadi korban kekerasan dan pemerasan yang dilakukan oleh kelompok tersebut. “Mereka datang dengan senjata, mengambil hasil kebun kami, bahkan uang dan barang dagangan di kios kecil milik warga,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya demi alasan keamanan.
Pihak kepolisian dan TNI telah berulang kali mengungkapkan bahwa selain mendapatkan dukungan dari pihak eksternal, kelompok OPM juga membiayai operasional mereka melalui cara-cara ilegal, termasuk penjarahan dan pemerasan. “Kami telah menerima laporan dari masyarakat mengenai modus operandi mereka yang semakin brutal. Ini bukan hanya ancaman terhadap keamanan, tetapi juga menghambat kesejahteraan masyarakat Papua yang seharusnya bisa hidup dengan tenang dan sejahtera,” ujar seorang pejabat keamanan di Papua.
Selain merampas hasil pertanian dan barang dagangan, OPM juga diduga melakukan pemerasan terhadap pengusaha lokal dan masyarakat dengan dalih sumbangan perjuangan. “Mereka meminta uang secara paksa dengan ancaman kekerasan. Jika tidak diberi, mereka bisa melakukan tindakan lebih jauh, termasuk membakar rumah atau menyerang warga,” kata salah satu tokoh masyarakat di Kabupaten Puncak.
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh OPM ini bukan hanya merugikan masyarakat secara ekonomi, tetapi juga menciptakan ketakutan yang meluas di kalangan penduduk setempat. Banyak warga yang akhirnya terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman karena takut menjadi korban kekerasan. Kondisi ini semakin memperburuk situasi sosial dan ekonomi di beberapa wilayah Papua, yang sebenarnya membutuhkan ketenangan untuk berkembang dan maju.
Pemerintah melalui aparat keamanan terus berupaya mengatasi ancaman ini dengan meningkatkan pengamanan di daerah rawan dan melakukan operasi penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata. “Kami tidak akan tinggal diam melihat masyarakat menjadi korban. Upaya perlindungan dan penindakan terhadap kelompok-kelompok kriminal bersenjata akan terus kami lakukan demi menciptakan situasi yang aman dan kondusif bagi warga Papua,” tegas perwakilan dari TNI-Polri.
Di sisi lain, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dengan berbagai program pembangunan, termasuk peningkatan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Upaya ini bertujuan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Papua, sehingga mereka tidak lagi menjadi korban eksploitasi oleh kelompok separatis.
Masyarakat diharapkan untuk segera melapor kepada pihak berwenang jika mengalami tindakan pemerasan atau ancaman dari kelompok bersenjata. Kerja sama antara masyarakat dan aparat keamanan sangat diperlukan untuk menekan aksi kriminal yang dilakukan oleh OPM dan memastikan bahwa masyarakat Papua dapat hidup dalam suasana yang lebih aman dan sejahtera.
Dengan semakin banyaknya laporan dan bukti mengenai praktik penjarahan ini, diharapkan langkah konkret dapat segera diambil untuk menindak kelompok separatis yang terus merugikan masyarakat. Papua membutuhkan stabilitas dan pembangunan yang berkelanjutan, bukan ketakutan dan kekerasan yang hanya akan menghambat masa depan daerah tersebut.